Jamaah Syattariyah Bunyikan Beduk Tanda Satu Syawal

"Dengan telah didengarnya bunyi beduk, maka seluruh surau dalam nagari mengiringi dengan membunyikan beduk pula,"

SERAMBINEWS.COM, SUMBAR - Jamaah Syattariyah, Sumatera Barat yang berpusat di Ulakan Kabupaten Padangpariaman akan membunyikan beduk dan meriam saat bulan (hilal) terlihat pada Sabtu (18/8) untuk menetapkan satu Syawal Idul Fitri 1433 hijriah.


"Kemungkinan kami Lebaran pada hari Minggu, karena kita baru akan melihat kemunculan bulan (hilal) pada Sabtu," kata Ketua Majelis Zikir Istiqamah Syattariyah (Mazis) Padangpariaman, Syafri Tuanku Imam Sutan Sari Alam di Padangpariaman, Rabu (15/8/2012).


Jatuhnya satu Syawal Jamaah Syattariyah, katanya, bisa saja sama dengan waktu yang akan ditetapkan Muhammadiyah bila jatuhnya pada Minggu.    


Ia menjelaskan, sudah menjadi tradisi setelah bulan terlihat, dibunyikan beduk di masjid dan nagari atau desa adat dan surau-surau di kampung.    


Membunyikan beduk masjid setiap kali awal dan akhir Ramadhan menurutnya merupakan tradisi yang tidak boleh punah. 


"Dengan telah didengarnya bunyi beduk, maka seluruh surau dalam nagari mengiringi dengan membunyikan beduk pula," katanya.


Dibunyikannya beduk, katanya, sebagai pemberitahuan bahwa Lebaran jatuh pada keesokan harinya kepada masyarakat kampung yang tidak ikut prosesi melihat bulan.    


Di Kecamatan VII Koto, pemberitahuan itu dilakukan melalui dibunyikannnya meriam peninggalan Belanda sebanyak dua kali, satu menghadap utara dan satu lagi menghadap selatan.    

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved