Banyak Ibu Berbisnis Tapi Minim Pengetahuan
Semangat dan kreativitas tinggi kaum ibu, mendorongnya untuk berwirausaha, meski dalam skala kecil namun berpotensi untuk berkembang lebih besar
Kaum ibu yang bergerak
di bidang UKM makanan berbasis terigu, dan menjadi anggota Bogasari
Mitra Card, membuktikan bagaimana ibu rumah tangga turut berkontribusi
secara finansial terhadap keluarganya.
Senior Vice President
Commercial Bogasari, Hans Ryan Aditio, menyatakan dari 52.868 UKM
makanan berbasis terigu binaan Bogasari yang sudah menjadi anggota BMC
(Bogasari Mitra Card), sebanyak 38 persen atau 20.154 adalah kalangan
ibu-ibu.
"Peluang kalangan ibu membuka usaha makanan berbasis
terigu sangatlah potensial, namun banyak dari mereka yang tidak memiliki
pengetahuan terutama dalam perhitungan bisnis," jelas Hans dalam siaran
persnya.
Menurut Hans, para ibu rumah tangga yang membuka usaha,
masih banyak membutuhkan tambahan pengetahuan, khususnya tentang usaha
secara mandiri agar memiliki kegiatan produktif.
Untuk mendukung
kaum ibu dalam berbisnis, Bogasari pun menggelar pelatihan bertajuk
“Sajian Bersama Bogasari”, menargetkan 250 titik di seluruh Indonesia,
sepanjang 2012. Melalui pelatihan ini, para Ibu Kreatif (sebutan
Bogasari terhadap ibu rumah tangga yang berbisnis) diberi cara
penghitungan bisnis dari masing-masing jenis makanan ringan berbasis
terigu.
Dengan belajar perhitungan bisnis secara tepat,
diharapkan para Ibu Kreatif ini bisa memulai atau melanjutkan bisnisnya
dengan keuntungan hingga 44 persen dari tiap kemasannya. Sehingga dalam
waktu satu bulan, modal usaha sudah bisa kembali, dan bulan berikutnya
adalah bulan untuk memetik keuntungan.
Agar bisnis lebih
menghasilkan, ibu rumah tangga yang berbisnis makanan berbasis terigu
ini juga perlu memahami cara berpromosi efektif. Penggunaan media sosial
seperti Facebook, Twitter, dan Youtube, turut berperan dalam
perkembangan bisnis skala kecil sekalipun.
Salah satu materi
pelatihan kegiatan “Sajian Bersama Bogasari” ini juga menyinggung
mengenai biaya promosi yang bisa ditekan dengan penggunaan media
internet. Termasuk dalam pelatihan SBB pada 26 September 2012 lalu di
Serpong, dan di 10 titik lainnya sejak Juni 2012.
Hans
menjelaskan pentingnya membuka wawasan media online dalam usaha secara
mandiri ibu rumah tangga. "Teknologi komunikasi telah mampu memberikan
manfaat perluasan pemasaran kepada usaha-usaha kecil menengah,"
jelasnya.
Terbukti, para pelaku bisnis di bidang makanan berhasil
memanfaatkan kecanggihan teknologi dan memaksimalkan internet untuk
pengembangan bisnis. Di antaranya: Mie Ayam Kondang (Jakarta), Donut
Kampung Utami (Jombang), Tepung Mendoan Mega Adil (Bekasi), Sekar Kue
(Palembang), My Bakery (Palembang), Mie Ayam Soker (Palembang), dan Mie
Ayam Grobakan (Depok).
"Setiap pemilik usaha makanan bisa membuat
terobosan promosi dengan media online, dan menjadi inpirasi bagi
ibu-ibu lainnya," tutup Hans.
Dengan pengetahuan yang baik
mengenai perhitungan bisnis dan cara berpromosi yang efektif, kaum ibu
pun dapat lebih kreatif dan produktif lagi dalam mengembangkan
bisnisnya.