Warga Gerebek Tempat Pengajian
Warga Desa Langa, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, Selasa (30/10) sekitar pukul 20.30 WIB menggerebek sebuah rumah

LHOKSEUMAWE – Warga Desa Langa, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, Selasa (30/10) sekitar pukul 20.30 WIB menggerebek sebuah rumah yang selama ini dijadikan tempat pengajian yang sifatnya tertutup dan terpisah dari publik (eksklusif). Pemuda desa menuntut pengajian itu dihentikan dan pimpinannya diusir dari desa.
Penggerebekan itu dengan cepat tersiar ke seantero Desa Langa. Warga kemudian berbondong-bondong ke meunasah desa, karena di tempat tersebut dilangsungkan pembahasan nasib pengajian yang terkesan eksklusif itu, maupun nasib pimpinannya, Tgk Anwarman.
Tuntutan kaum muda yang menghendaki Tgk Anwarman diusir dari kampung itu, tidak serta merta dipenuhi para perangkat dan tetua desa. Masih diperlukan pengkajian dan musyawarah yang intens agar tidak salah bertindak.
Karena materi yang dimusyawarahkan itu penting, warga tertarik mengikutinya, sehingga halaman meunasah dipadati pengunjung yang meluber hingga ke pinggir jalan nasional di Desa Langa.
Sejauh ini, belum dapat disimpulkan apakah materi yang diajarkan dalam pengajian tertutup itu menyimpang dari ajaran Islam atau tidak.
“Namun, beberapa warga desa yang ikut mengaji di rumah Teungku Anwarman merasakan ada hal yang berbeda dari yang diajarkan ulama lainnya,” ujar Khairul, tokoh pemuda Desa Langsa.
“Sebelumnya pun sudah pernah kami tegur dan minta kepada Teungku Anwarman agar dia menggelar pengajian di meunasah saja, supaya tidak menimbulkan kecurigaan warga. Tapi dia tak bersedia,” tambah Khairul.
Pengajian tertutup di rumah terasing yang jauh dari permukiman penduduk itu, menurut amatan Khairul, sudah berlangsung setahun lalu. Karena khawatir terjadi hal-hal tak diinginkan dalam pengajian itu, warga akhirnya menggerebek. “Begitu sampai di rumah Teungku tersebut, kami lihat ada warga yang lari dari dalam rumah. Di tengah suasana gelap, tiba-tiba ada seseorang memegang parang dan berdiri di depan rumah. Padahal, tujuan kami bukan untuk membubarkan pengajian itu, melainkan sekadar ingin menegur saja,” kata Khairul.
Melihat ada anggota pengajian yang menghadang pakai parang, para pemuda pun melaporkan hal itu kepada polisi. Tak lama berselang, polisi datang. Pria yang berparang tadi langsung bergegas masuk ke rumah Tgk Anwarman. Polisi kemudian mengamankan si pemilik rumah, tanpa perlawanan.
Setelah itu para pemuda pun kembali ke meunasah untuk membahas bersama perangkat dan tetua desa soal pengajian Tgk Anwarman dan keberadaannya di desa itu.
Di sisi lain, mendengar ada ribut-ribut di sebuah sudut Desa Langa, Kecamatan Syamtalira Bayu, muspika setempat pun turun ke lokasi untuk meredam emosi masyarakat yang mulai reaktif terhadap pengajian Tgk Anwarman.
Sejauh ini, Camat Syamtalira Bayu, Fauzan, mengaku belum tahu corak ajaran yang diajarkan dalam pengajian eksklusif di rumah Tgk Anwarman. “Saya juga belum diberi tahu hasil pemeriksaan Teungku Anwar oleh polisi,” ucapnya.
Upaya Serambi untuk mengonfirmasi Tgk Anwarman terkendala, karena ia sedang dalam pengamanan ketat polisi. Terutama untuk mencegah dari kemungkinan amuk massa.
Sementara itu, Keuchik Langa, Liyahuddin yang ditanyai Serambi mengaku bisa memaklumi keresahan warga atas pengajian yang dilaksanakan secara tertutup itu. Apalagi sudah ditawarkan agar dipindah ke meunasah, tapi Tgk Anwarman kabarnya tak bersedia.
Keuchik Langa juga sudah mendengar langsung tuntutan mayoritas warga desa agar muspika segera menutup pengajian Tgk Anwar dan dia diminta angkat kaki dari desa itu. “Tapi soal pemindahannya dari desa ini kan tetap perlu dimusyawarahkan dulu. Pada prinsipnya kami selaku aparat desa bisa saja menyetujui keinginan warga, demi kemashlatan orang banyak,” kata Keuchik Langa. (c37/ib)