Rekonstruksi Pembunuhan Kader PNA
Kasus Cekgu Seret Elite PA
Pembunuhan T Muhammad Zainal Abidin (30) alias Cekgu, kader Partai Nasional Aceh (PNA) Pidie yang terjadi beberapa waktu lalu direkonstruksi

SIGLI - Pembunuhan T Muhammad Zainal Abidin (30) alias Cekgu, kader Partai Nasional Aceh (PNA) Pidie yang terjadi beberapa waktu lalu direkonstruksi (reka ulang), Jumat (31/5). Menurut yang terungkap dalam rekonstruksi, Cekgu dibunuh atas suruhan Tgk Ilyas, anggota DPRK Pidie dari Partai Aceh (PA) karena Cekgu dianggap telah menghina elite PA berinisial ZS.
Amatan Serambi, rekonstruksi kasus pembunuhan Cekgu dimulai pukul 10.00 WIB, Sabtu (31/5) di halaman Mapolres Pidie di Sigli.
Rekonstruksi yang terdiri 33 adegan itu dipimpin Kasat Reskrim Polres Pidie, AKP Raja Gunawan MM dengan pengawalan ketat dari puluhan polisi berpakaian dinas maupun preman.
Tersangka Bustab (42), Munir (33), dan Khairul Anshari (34), tampil mengenakan baju tahanan dengan dua tangan diborgol. Ketiganya dikalungkan karton bertuliskan tersangka. Sedangkan korban (Cekgu) diperankan Brigadir Mukhlis, anggota Polres Pidie.
Rekontruksi disaksikan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Sigli, Usman Affan SH. Juga hadir ketiga pengacara tersangka, yaitu Mohammad Isa Yahya SH, Hasbi SH, dan Muharramsyah SH.
“Motif pembunuhan Cekgu karena penghinaan terhadap ZS, salah seorang petinggi PA. Sementara yang menyuruh membunuh adalah Tgk Ilyas, anggota DPRK Pidie yang kini berstatus DPO,” kata Kapolres Pidie, AKBP Dumadi melalui Kasat Reskrim, AKP Raja Gunawan MM, kepada Serambi, seusai memimpin jalannya rekonstruksi kasus tersebut. Hingga berita ini diturunkan, Serambi belum mendapatkan konfirmasi dari Tgk Ilyas terkait statusnya sebagai tersangka yang mengotaki pembunuhan Cekgu.
Kasus itu sendiri, seperti diberitakan, terjadi menjelang subuh, Jumat 26 April 2013, ketika jasad Cekgu ditemukan di dalam mobil Avanza BK 1690 QG miliknya di aliran Krueng Tiro, di pinggir lapangan sepakbola Pertamina, Gampong Sagoe, Kemukiman Beureueh, Kecamatan Mutiara.
Dalam rekonstruksi terungkap, Cekgu dibunuh karena sering menghina ZS. Faktor penghinaan dilatarbelakangi ketidaksenangan Cekgu karena semua proyek dipegang ZS.
Tindakan Cekgu dianggap oleh Tgk Ilyas, anggota DPRK Pidie dari PA tidak sopan dan merupakan penghinaan terhadap petinggi PA. Masalah itu diutarakan Tgk Ilyas saat pertemuan di sebuah warung kopi di Pasar Keude Keumala, bulan Februari 2013. Pertemuan itu dihadiri Bang Sen (kini DPO) dan Bustab (42), warga Gampong Mesjid Bungie, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie.
Berbeda dengan Bustab yang terlihat lesu, tersangka Munir dan Khairul Anshari justru tanpa beban memerankan setiap adegan. Dalam rekonstruksi itu juga terungkap, rencana awal pembunuhan Cekgu disepakati Tgk Ilyas, Munir, dan Khairul di salah satu warung di Kota Mini Beureunuen. Saat itu Tgk Ilyas menunjuk Khairul yang akan membunuh Cekgu.
Selanjutnya, secara diam-diam Tgk Ilyas membicarakan kembali rencana pembunuhan Cekgu dengan Munir dan Khairul di Kantor PA. Waktu itu Tgk Ilyas menjanjikan akan memberikan satu mobil kepada Khairul jika berhasil membunuh Cekgu.
Beberapa hari kemudian, ketika Munir menghadiri pesta perkawinan di rumah M Nasir, warga Gampong Bungie Ujong Blang, Munir sempat menghubungi Jufri (kini DPO) meminta sabu untuk memancing Cekgu. Namun Jufri menjawab tidak ada sabu.
Pada adegan selanjutnya, Munir mendatangi rumah Bustab di Gampong Mesjid Bungie, Simpang Tiga untuk memberitahukan bahwa senjata sudah ada dan menanyakan ke Bustab kapan Cekgu bisa dibunuh.
Terhadap pertanyaan itu, Bustab menjawab terserah Munir. Bustab memberikan uang Rp 2 juta kepada Munir, sedangkan Rp 50 juta (sebagaimana dijanjikan Bustab kepada Munir), akan diberikan jika berhasil membunuh Cekgu.
Senin 22 April 2013, Munir menghubungi Cekgu yang saat itu berada di Aceh Tamiang. Cekgu mengatakan akan pulang ke Pidie tiga hari lagi. Kemudian, Kamis 25 April 2013, Cekgu menghubungi Munir memberitahukan bahwa dirinya sudah berada di Pidie.