Meriam Bambu Marak di Galus
Suara meriam bambu ternyata mulai marak pada awal bulan Ramadhan 1434 H ini di sejumlah
* Imbauan Muspida Dilanggar
BLANGKEJEREN - Suara meriam bambu ternyata mulai marak pada awal bulan Ramadhan 1434 H ini di sejumlah desa dalam Kabupaten Gayo Lues (Galus) sejak dua hari terakhir ini. Sebelumnya, Pemkab Galus bersama Muspida Plus telah mengimbau kepada seluruh warga untuk tidak membunyikan mercon atau juga meriam bambu karena dapat mengganggu jamaah shalat tarawih.
Dilaporkan, suara letusan meriam bambu telah terdengar sejak dua hari terakhir ini, khususnya jelang shalat Ashar atau juga seusai shalat Maghrib. “Seharusnya Pemkab Agara bersama Muspida plus melakukan patroli untuk mencegah para remaja menggunakan meriam bambu saat shalat tarawih pada malam hari,” ujar Salim, warga Kutapanjang.
Hal serupa juga diutarakan para pemuka agama di Blangkejeren yang menyatakan letusan suara meriam bambu mulai terdengar, termasuk suara mercon oleh anak-anak dan remaja. “Kami berharap, para orang tua mengawasi anak-anaknya agar tidak bermain meriam bambu, karena selain mengganggu konsentrasi para jamaah shalat tarawih, juga bisa menyebabkan kebakaran,” ujar Abdul Rahman, warga Blangkejeren.
Sementara, saat Serambi mencoba menghubungi Kapolres Galus lewat telepon gengam belum ada jawaban hingga berita ini diturunkan sore kemarin. Sebelumnya, Muspida Plus telah mengeluarkan imbauan bersama yang telah ditandatangani dan stempel secara bersama-sama. Disebutkan, isi imbauan itu seperti dilarang berjualan makanan dan minuman untuk berbuka puasa hingga pukul 16.00 WIB, menjual miras, kafe-kafe ditutup dan, tidak menyalakan petasan atau mercon serta hal lainnya yang dapat mengganggu warga melaksanakan shalat Tarawih pada malam hari.(c40)