Kebutuhan Meningkat, Harga Batu Bata Naik
Kebutuhan batu bata mengalami peningkatan dalam dua bulan terakhir
BANDA ACEH - Kebutuhan batu bata mengalami peningkatan dalam dua bulan terakhir. Peningkatan permintaan menyebabkan kenaikan harga jual batu bata. Kenaikan harga juga diakibatkan oleh bahan baku batu bata yang saat ini sulit didapatkan karena dampak cuaca buruk.
“Sekarang kami bisa menjual batu batanya seharga Rp650 sampai Rp700 per keping. Peningkatan permintaan memang kami rasakan dalam dua bulan ini. Sudah dua bulan ini juga musim hujan sehingga batu bata yang sudah dicetak susah kering,” kata Pemilik usaha batu bata di Meunasah Papeun Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Zulkifli kepada Serambi, Jumat (3/1).
Menurut Zulkifli, saat cuaca normal batu bata yang sudah dicetak ini dapat kering dalam waktu 15 hari. Namun, kalau kondisi cuaca seperti saat ini, batu bata itu kering dan siap dibakar dalam waktu 30 hari. Batu bata yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 400-Rp 420 per keping, kini dijual dengan harga Rp 650-Rp 700 per keping.
Zulkifli yang biasanya dapat memasok batu bata itu sampai ke daerah Sabang, Calang dan Pidie ini saat ini harus menambah beban yang lebih besar lagi untuk kebutuhan bahan baku pembuatan batu bata seperti kayu sebagai bahan bakar dan tanah liat.
Ditambahkan, untuk permintaan diperkirakan pada Januari ini masih dalam permintaan yang tinggi. “Permintaan batu bata dengan skala besar itu sangat tergantung dengan proyek yang dikerjakan pemerintah, maka saat anggaran dicairkan dan banyak proyek pemerintah yang sedang dikerjakan itu kami juga banjir rezeki. Satu daerah bahkan terkadang minta 60 ribu keping setara dengan satu dapur pembakaran, mana bisa kami pemenuhi semuanya, paling nanti kami bagi-bagikan untuk satu daerah dua pikap atau tiga pikap saja,” ujar Zulkifli.
Hal senada juga dikatakan Ngoh Hasan, menurutnya, sejak cuaca buruk dan sering hujan ini, harga penjualan batu bata juga meningkat tajam, dari Rp 450 per keping sekarang ini dijual dengan harga Rp 700 per keping. Menurutnya, kalau kondisi alam yang sering hujan seperti sekarang ini, dapur produksi bata kesulitan untuk memproduksi batu bata dengan jumlah hari yang singkat. “Bata bagus itu bata yang cukup pengeringannya dan juga pembakaran. Sehingga bata ini bagus kualitasnya tidak mudah rapuh atau patah. Kalau saat ini sering hujan susah kita produksi cepat, butuh sebulan baru bisa menghasilkan bata yang bagus,” ujar Ngoh Hasan.
Sementara itu, kenaikan juga berdampak pada naiknya sejumlah material bangunan dilaporkan sudah mengalami kenaikan sejak awal September kemarin, di antaranya besi dan keramik. “Harga bahan bangunan sudah naik, yang paling besar kenaikannya adalah besi beton. Kalau yang lain harganya masih naik turun,” kata Midi pemilik toko bahan bangunan
Keramik misalnya, ia sebutkan mengalami kenaikan hingga 15 persen. “Kita sudah menetapkan harga baru sejak awal kenaikan 1 September kemarin. Keramik yang sudah pasti naik sampai 15 persen,” sebutnya.
Besi beton ia katakan, mengalami kenaikan sebesar 10 persen, sementara material kecil lainnya naik sampai lima persen. “Semen harganya belum stabil,” tambah Midi.(ni)