Wali Kota: Astaghfirullah, Pohon Kohler Kok Ditebang?
Menurut Illiza, proses pembangunan ataupun perluasan di MRB bukan kewenangan Pemko Banda Aceh. Sifatnya, hanya berkoordinasi saja.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Fatimah
Laporan Yarmen Dinamika I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wali Kota Banda Aceh, Hj Illiza Sa'aduddin Djamal mengaku sangat terkejut dan tak tahu siapa pejabat berwenang yang mengizinkan duplikat "pohon Kohler" di halaman Masjid Raya Baiturrahman (MRB) Banda Aceh ditebang, Kamis (19/11/2015) karena terkena proyek perluasan masjid kebanggaan rakyat Aceh itu.
"Astaghfirullah, pohon bersejarah itu kok ditebang. Sungguh saya tidak tahu," ujarnya kepada Serambinews.com melalui Kanal Banda Satu sesaat setelah ia membaca berita tersebut di Serambi Online, Jumat (20/11/2015) siang.
Menurut Illiza, proses pembangunan ataupun perluasan di MRB bukan kewenangan Pemko Banda Aceh. Sifatnya, hanya berkoordinasi saja. "Tapi penebangan pohon tersebut tidak dikoordinasikan dengan kami," kata Illiza.
Wali Kota Banda Aceh itu menambahkan, "Tentu kita sangat menyayangkan penebangan pohon tersebut karena pohon itu merupakan heritage yang mengukir sejarah Aceh. Juga merupakan peninggalan yang sangat berharga bagi masyarakat, generasi Aceh, dan Indonesia, bahkan dunia."
Pohon duplikat Kohlerboom (pohon Kohler) jenis geulumpang itu ditanam pada 14 Agustus 1988 oleh Gubernur Aceh saat itu, Prof Dr Ibrahim Hasan.
"Pohon tersebut sudah sangat tua usianya. Harusnya dapat dijaga dan dilestarikan.. Pohon biasa saja begitu rugi dan sayang jika kita harus ditebang, apalagi pohon geulumpang penanda tempat bersejarah ini," kata Illiza.
Ia menekankan, seharusnya pembangunan yang dilakukan, terutama di kota yang dia pimpin, tidak sampai merusak cagar budaya yang ada.
Sementara itu, antropolog dari Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Al Chaidar menilai Pemerintah Aceh sekarang mengidap dendrophobia. Tak tahu menghargai sejarah. "Belanda saja tidak menebang pohon itu dulunya. Malah mereka namakan Kohlerboom. Apa Pemerintah Aceh sekarang ka pungo?" ujarnya bertanya dalam bahasa Aceh.
Di grup WA Kru Seumangat Aceh (AS) Al Chaidar berpesan: Tanamlah pohon meski kamu tahu besok akan kiamat. Itu inti ajaran Islam tentang pohon. "Kalau ada yang nebang pohon, berarti dia itu ingkar sunah," kata pengamat terorisme ini.