7 Titik Jalan Amblas belum Ditangani

Tujuh titik di ruas jalan Keumala-Geumpang, Pidie, yang amblas sekitar dua pekan lalu, hingga kini belum

Editor: bakri

* Lintas Keumala-Geumpang

SIGLI - Tujuh titik di ruas jalan Keumala-Geumpang, Pidie, yang amblas sekitar dua pekan lalu, hingga kini belum ditangani pemerintah. Kondisi di lapangan sangat memprihatinkan, karena membahayakan pengguna jalan. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) jalan

Keumala-Geumpang dari Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Aceh, Muyasir, Rabu (9/12) mengatakan, pihaknya telah menelusuri sepanjang jalan Keumala-Geumpang pascabanjir yang menerjang kawasan tersebut beberapa hari lalu.

Ia menemukan tujuh titik jalan yang amblas itu yakni di ruas jalan Beureunuen-Keumala, tepatnya di Gampong U Gadeng, Kecamatan Keumala. Sedangkan enam titik lainnya di kawasan Kecamatan Tangse, mulai dari Mampre, Blang Malou, Kebun Nilam, Blang Dhot dan Kuala Krueng di Gampong Krueng Meriam. “Ketujuh titik jalan yang amblas ini akan tangani secara darurat, karena kondisinya membahayakan pengguna jalan,” katanya.

Sedangkan jalan di lintas Keumla-Geumpang yang tertutup longsor, tersebar di tiga titik. Yakni, satu titik di Blang Malou dan dua titik di Gampong Kebun Nilam.

“Jalan yang tertutup longsor akan segera dibersihkan setelah kami melakukan penanganan jalan yang amblas. Jalan Keumala-Geumpang ini berstatus jalan nasional, maka akan ditangani Satker PJN Wilayah II Aceh,” kata Muyasir yang ditemui di Tangse, Rabu (9/12).

Ketua Komisi C DPRK Pidie, Drs Isa Alima, Kamis (10/12) mengatakan, Pemkab Pidie harus mengerahkan alat berat untuk membersihkan tumpukan kayu di aliran irigasi, mengingat curah hujan di Tangse sangat tinggi. Sehingga air sungai tidak bisa mengalir karena tertahan tumpukan kayu.

“Saat ini belum ada alat berat yang melakukan normalisasi irigasi yang tertimbun kayu log di lokasi itu. Kondisi ini bisa menyebabkan banjir luapan yang akan menerjang kembali Tangse dan sekitarnya,” kata Isa. Ia melaporkan, tumpukan kayu hasil illegal loggibng itu paling banyak terlihat di irigasi Bengga. Masyarakat pun kini tidak bisa menyuplai air ke sawah di areal tersebut.

“Pascabanjir, belum ada tanda-tanda perbaikan irigasi maupun jalan yang amblas. Dinas terkait harus cepat turun tangan, dan jangan saling manyalahkan,” sarannya.(naz)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved