Gempa Pidie Jaya

Kisah Para Penyintas Gempa Aceh Berjuang Hidup di Reruntuhan

Ia tiba-tiba merasakan gemuruh menggetarkan dinding dan lantai kamarnya. Segala yang ada berjatuhan, berantakan. Bumi berguncang hebat.

Editor: Fatimah
KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
Aparat TNI/Polri bersama tim Basarnas mencari korban yang tertimbun bangunan pasar Meureudu yang roboh akibat bencana gempa di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie jaya, Aceh, Kamis, (8/12/2016). Lebih dari seratus orang tewas dan ratusan lainnya luka berat dan ringan. Selain itu 86 unit rumah, 105 ruko, 13 unit masjid rusak berat akibat gempa yang terjadi pada Rabu, pukul 05.03 WIB ini. 

Lelaki ini mengalami patah tulang belakang karena tertimpa beton rumah saat menyelamatkan istri dan bayi laki-laki bernama Ali (empat bulan). Dia bahkan sempat melihat Umar (2,5), anaknya yang lain, terimpit reruntuhan.

"Tak berdaya saya bangun dan saya selamatkan bayi dan istri saya, tetapi secepat itu anak saya, Umar, tertimpa reruntuhan. Hingga saya mendapat kabar ia (Umar) sudah meninggal. Wajahnya berdarah," kisah Nurdin dengan linangan air mata.

Saat ditemui Serambi di RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli, Nurdin terlihat masih lemah dengan tangan diinfus. Ia tengah menunggu dirontgen dan operasi.

Sementara itu, istrinya, Sarmela (34), mengalami luka robek dan lecet memilih pulang ke Trienggadeng untuk menguburkan anaknya Umar.

Menurut penuturan Nurdin, saat gempa terjadi, ia terbangun dan merasakan hentakan bangunan dahsyat. Anaknya, Umar, tidur di kasur bawah dekat ranjang. Seketika itu, dinding beton rumahnya bergoncang hebat. Ia bergegas mengangkat bayi dan menahan reruntuhan.

Dalam kondisi serbapanik itu, Nurdin tak melihat Umar tertimpa reruntuhan, sementara pinggang dan tangannya juga tertimpa beton saat menyelamatkan bayinya.

Ia tak kuasa bangkit menggendong Umar. "Saya sedih tidak bisa melihat pemakaman anak saya," ujarnya tersedu seraya menahan sakit.

Cerita tak kalah mirisnya juga dialami Aliya (10), bocah Ulee Gle, Pijay. Ia selamat setelah berhasil keluar dari reruntuhan ruko yang roboh dengan cara merangkak.

"Aliya terjebak dalam ruko. Ia berhasil keluar dengan merangkak dari reruntuhan. Sekarang, ia trauma dan luka-luka," kata Raudatul Jannah, kerabat Aliya kepada Kompas.com.

"Dia hanya bisa bilang kalau ayah ibunya ada di dalam ruko masih terjebak. Dia dalam kondisi trauma berat," katanya.

Raudatul mengatakan, bangunan ruko miliknya tersebut hancur akibat gempa. Di ruko tersebut, tinggal bibinya bernama Mariani dan suaminya, Ibrahim, bersama anak mereka, Aliya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved