Pilkada 2017

Tusop Semangati Ribuan Jamaah Haul Sirul Mubtadin

Penasihat Majelis Taklim Sirul Mubtadin Cabang Bireuen, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab yang akrab

Editor: bakri
Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab (Tusop) memberi tausyiah dalam Haul Sirul Mubtadin di Lapangan Jeunib, Bireuen, Minggu (16/1). 

BIREUEN - Penasihat Majelis Taklim Sirul Mubtadin Cabang Bireuen, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab yang akrab disapa Tusop memimpin zikir dan memberi tausiah pada peringatan Haul majelis taklim cabang kabupaten itu di lapangan bola Kecamatan Jeunieb, Bireuen, Minggu (15/1).

Selain Tusop, Haul itu juga dihadiri Abu Ishak Lamkawe yang juga memberi tausiah, serta Tgk H Usman Ali (Abu Kuta Krueng), Abati Kuta Krueng, Waled Munir Kiran, dan sejumlah ulama lainnya.

Acara diawali pembacaan Alquran, nasyid dan salawat, zikir dan tausiah oleh Tusop dan Abu Ishak Lamkawe, serta ditutup dengan pembacaan doa oleh Abu Kuta Krueng. Dalam haul yang dilaksanakan bersamaan peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW itu, jamaah yang hadir mengenakan pakaian serba putih.

Ketua Sirul Mubtadin Bireuen, Tgk Sulaiman Yusuf mengatakan, saat ini jamaah Sirul Mubtadin Bireuen yang telah berkartu tanda anggota 21 ribu orang. Sedangkan 10 ribu jamaah lagi dalam proses pendaftaran dan pembuatan kartu anggota.

Sementara Ketua Sirul Mubtadin Pusat Aceh, Tgk Razali Manyak mengatakan di usianya yang ketujuh, secara keseluruhan 85 ribu jamaah sudah bergabung dengan majlis taklim Sirul Mubtadin di seluruh Aceh. Dua tahun terakhir, penambahan anggota terbanyak terjadi di Bireuen.

Sementara itu, Tusop dalam tausiah zikirnya menyampaikan pentingnya para jamaah untuk senantiasa meluruskan niat serta memperbanyak zikir kepada Allah, agar diampuni seluruh dosa. Menurut Tusop, hal yang paling membahagiakan bagi seorang muslim adalah tatkala kuburannya nanti menjadi kebun syurga baginya.

Oleh sebab itu, Tusop juga menyerukan kepada jamaah agar senantiasa sabar menghadapi cobaan hidup di dunia, berupa ujian dan hinaan dari siapapun yang tidak menyukai kebangkitan Islam. “Hinaan adalah keburukan bagi si penghina, bukan bagi yang dihinakan,” ujar Tusop memotivasi jamaah.

Tusop melanjutkan, umat Islam terdahulu mampu berjaya dan memimpin peradaban dunia karena menjadikan Islam sebagai gaya hidup, solusi dan pola pikir. Jika ingin umat Islam kembali berjaya, maka harus menempuh jalan orang shalih terdahulu.

“Umat Islam harus memanfaatkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk menuju kejayaannya, baik di bidang ekonomi, politik, pemikiran, pendidikan, sosial budaya dan seni. Dengan menggali setiap potensi yang dimiliki, tidak mustahil Islam akan berjaya, “ pungkas Tusop. (mun)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved