Meski Tinggal di Bantaran Sungai, Warga Sarahmane Sudah Sebulan Mengeluh Ketiadaan Air
Ketiadaan air bukan hanya untuk mandi, cuci dan kakus malah untuk konsumsi sekali pun. Persoalan itu timbul, akibat sungai dibendung atau dilhop,
Penulis: Abdullah Gani | Editor: Yusmadi
Laporan Abdullah Gani | Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Kendati tinggal di pinggiran sungai, namun sudah lebih sebulan penduduk Gampong Sarahmane, Kecamatan Meurahdua, Pidie Jaya, mengeluhkan masalah ketiadaan air.
Ketiadaan air bukan hanya untuk mandi, cuci dan kakus malah untuk konsumsi sekali pun. Persoalan itu timbul, akibat sungai dibendung atau dilhop di kawasan hulu karena adanya kegiatan pembangunan saluran irigasi.
Ekses dari dibendungnya sungai, air yang sebelumnya mengalir lancar ke kawasan pemukiman kini lumpuh total dan beberapa saluran mongering.
Baca: Supali Air Macet, Warga Diwai Makam Konsumsi Air Payau
Padahal, seperti kata Junaidi, seorang penduduk setempat kepada Serambinews.com, warga sejak dahulu memanfaatkan air saluran untuk berbagai keperluan termasuk untuk minum sekali pun.
Masyarakat, lanjut Junaidi terpaksa memanfaatkan air saluran untuk konsumsi karena tidak adanya air bersih.
Padahal, sumber air yang dialiri Proyek Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Krueng Meureudu yang l;okasi pengolahannya di kawasan Masjid Blang Rheue Kecamatan Ulim bagi puluhan ribu warga di beberapa kecamatan di Pijay berasal dari sungai yang berada di desanya.
Baca: 31 Karyawan PDAM Pijay Belum Terima Gaji Tiga Bulan
Dulu, PDAM berjanji air bersih juga dijatahkan untuk warga Sarahmane, sehingga masyarakat rela sambungan pipa menelusuri lahannya masing-masing.
Tapi kenyataan selama ini, PDAM tak merespon masyarakat terhadap air bersih. (*)
Baca berita selengkapnya di Harian Serambi Indonesia edisi Jumat (25/8), besok.