Penangkapan 11 Pangeran, Ulama Saudi Sebut Sama Pentingnya dengan Memerangi Terorisme
Selain melakukan penangkapan, aparat keamanan Saudi juga melarang jet-jet pribadi yang berada di Jeddah mendapat izin terbang.
SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Gelombang penangkapan 11 orang pangeran, sejumlah menteri, dan mantan menteri di Arab Saudi amat mengguncang tak hanya bagi kerajaan itu tetapi juga bagi dunia.
Apalagi, penangkapan ini dilakukan hanya sehari setelah badan anti-korupsi yang dipimpin putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman dibentuk berdasarkan dekrit raja pada Sabtu (4/11/2017).
Stasiun televisi milik pemerintah Saudi, Al Arabiya mengabarkan, para pangeran dan menteri yang ditahan itu terkait dengan penyelidikan sejumlah kasus lama salah satunya banjir yang "menenggelamkan" kota Jeddah pada 2009.
Sementara itu, kantor berita SPA menyebut komisi anti-korupsi yang baru dibentuk ini merupakan cara negara untuk melindungi uang rakyat, menghukum para koruptor, dan mereka yang menyalahgunakan wewenang.
(Baca: Pemerintah Arab Saudi Tahan 11 Pangeran, Empat Menteri dan Puluhan Mantan Menteri)
Selain melakukan penangkapan, aparat keamanan Saudi juga melarang jet-jet pribadi yang berada di Jeddah mendapat izin terbang.
Hal ini diyakini untuk mencegah para tokoh-tokoh ternama yang menjadi sasaran meninggalkan negeri itu.
Penangkapan dengan alasan pemberantasan korupsi ini mendapatkan dukungan dari para ulama Saudi yang menyebut langkah ini sama pentingnya dengan memerangi terorisme.
Pembersihan politik?
Namun, apakah benar penangkapan sejumlah pangeran, menteri, dan mantan menteri ini adalah upaya pemberantasan korupsi?
Arab Saudi adalah negara monarki tanpa sebuah konstitusi tertulis atau memiliki institusi pemerintahan yang independen seperti parlemen atau pengadilan.
Sehingga tuduhan korupsi amat sulit untuk dievaluasi. Apalagi batasan antara uang rakyat dan harta keluarga kerajaan amat tipis.
(Baca: Siapa Pangeran Alwaleed bin Talal, Orang Terkaya di Dunia yang Ditangkap Pemerintah Arab Saudi)
Jadi sebagian kalangan menduga penangkapan sejumlah pangeran ini adalah untuk semakin memperkuat posisi Pangeran Mohammed bin Salman yang kini berstatus putra mahkota.
Penangkapan para pangeran itu terjadi hanya beberapa jam setelah Raja Salman bin Abdul Aziz melakukan reshuffle kabinet.