Mugabe Menangis, Disebut Pengkhianat Oleh Orang-orang Dekatnya karena Mengundurkan Diri

Mugabe akhirnya mengalah karena terus ditekan militer dan partainya untuk mengundurkan diri setelah 37 tahun berkuasa.

Editor: Faisal Zamzami
EPA/Guardian
Presiden Zimbabwe Robert Mugabe akan merayakan ulang tahunnya yang ke-92 pada 27 Februari mendatang. 

SERAMBINEWS.COM, HARARE - Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe menangis saat disebut pengkhianat oleh orang-orang dekatnya karena bersedia mengundurkan diri.

Mugabe akhirnya mengalah karena terus ditekan militer dan partainya untuk mengundurkan diri setelah 37 tahun berkuasa. Demikian disampaikan harian Standard.

Harian itu mengutip pernyataan sejumlah sumber yng dekat dengan Mugabe mengenai detik-detik dia memutuskan untuk mengundurkan diri.

(Baca: Wow Mewahnya Paket Kesepakatan mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe Dengan Militer)

Mugabe, yang adalah seorang penganut Katolik yang taat, sambil memegang rosario mengatakan kepada teman-teman dan tim negosiator di kediammannya bahwa dia bersedia mengundurkan diri.

Dia menyampaikan keputusannya itu di saat parlemen Zimbabwe tengah bersiap untuk mempersiapkan pemakzulan Mugabe.

"Dia memandang ke bawah dan mengatakan rakyat tak ubahnya seperti bunglon," ujar seorang dekat Mugabe kepada harian Standard.

(Baca: Rakyat Zimbabwe Kelaparan, Keluarga Mugabe Malah Pamer Harta, Habiskan Uang 280 Juta Dolar)

Sementara itu, harian milik pemerintah Sunday Mail mengutip Pastor Fidelis Mukonori, seorang imam Jesuit yang juga teman dekat sang mantan presiden sekaligus menjadi mediator dengan militer.

Mukonori mengatakan, wajah Mugabe amat muram setelah dia menandatangani surat pengunduran dirinya.

"Saya coba menghiburnya dengan mengatakan bahwa dirinya masih beruntung bisa melihat seseorang mengendalikan negara ini," kata Mukonori.

Mugabe kehilangan jabatannya  setelh 37 tahun berkuasa dan digantikan Emmerson Mnangagwa, yang sebelumnya pernah dipecat Mugabe.

(Baca: Presiden Robert Mugabe Mundur, Rakyat Zimbabwe Bersuka Cita dan Menangis Bahagia)

Sementara itu, harian Standard yang selama ini kerap mengkritik Mugabe mendesak Presiden Mnangagwa untuk membuktikan janjinya terkait pengusutan dugaan suap di masa pemerintahan Mugabe.

Dalam pidato pelantikannya pada Jumat  (24/11/2017), Mnangagwa berjanji dia akan menghargai demokrasi, toleransi, dan aturan hukum serta akan membasmi korupsi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved