Bubarkan Paksa Warga Palestina yang Berunjuk Rasa, Militer Israel Gunakan Peluru Tajam

Sementara Bulan Sabit Merah melaporkan bahwa 40 orang harus dirawat setelah terkena gas air mata.

Editor: Faisal Zamzami
(REUTERS/GORAN TOMASEVIC)
Petugas keamanan Israel yang menyamar menahan pengunjuk rasa Palestina saat memprotes keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dekat permukiman Yahudi Beit El, Kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu (13/12/2017). 

SERAMBINEWS.COM, RAMALLAH — Militer Israel dilaporkan mulai menggunakan cara ekstrem untuk membubarkan paksa warga Palestina yang berunjuk rasa.

Dilaporkan Bulan Sabit Merah via Al Jazeera, Rabu (20/12/2017), tentara Israel menggunakan peluru tajam dan peluru karet berlapis besi untuk menghalau para demonstran.

Akibatnya, tiga orang dikabarkan terluka terkena peluru tajam, 20 pengunjuk rasa terluka karena menerima peluru karet berlapis besi.

(Baca: 13 Fakta Menakjubkan Tentang Negara India, Nomor 13 Wanita Bisa Sangat Kaya)

Sementara Bulan Sabit Merah melaporkan bahwa 40 orang harus dirawat setelah terkena gas air mata.

Jihad Barakat, seorang jurnalis lokal, mengatakan, militer dan polisi perbatasan menggunakan cara itu untuk mengusir 5.000 orang Palestina yang protes di sejumlah tempat.

Utamanya di wilayah Tepi Barat, seperti Hebron, Nablus, Bethlehem, dan Jericho.

Adapun titik massa terbesar berada di pos militer Qalandia yang menjadi perbatasan langsung Tepi Barat dengan Yerusalem.

"Dari Qalandia, militer Israel yang mengendarai jip menembakkan 30 peluru gas air mata sehingga wilayah tersebut penuh dengan asap," kata Barakat.

(Baca: Sudah Siap Jadi Janda Muda, Salmafina Daftarkan Gugatan Cerai Untuk Taqy Malik ke Pengadilan Agama)

(Baca: Ayah atau Ibu yang Menurunkan Kecerdasan Terhadap Anak? Begini Hasil Penelitiannya)

Satu warga Palestina dikabarkan terluka terkena peluru tajam aparat Israel.

Aksi Hari Kemarahan yang menjadi ungkapan protes pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel tidak hanya diikuti warga Palestina.

Sejumlah politisi juga ikut dalam unjuk rasa tersebut, di antaranya Menteri Kesehatan Jawad Awwad, salah satu pemimpin Hamas Jamal al-Taweel, dan juru bicara Fatah Osama Qawasmeh.

Aktivis lokal Mariam Barghouti menuturkan, kebanyakan para pengunjuk rasa berasal dari dari faksi Fatah. (Al Jazeera)

(Baca: Panglima TNI Akan Ajak Orang yang Menghina Keluarganya Ngopi Bareng)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved