Breaking News

Hamil di Dalam Rongga Perut, Wanita Asal Langsa Berhasil Dioperasi di RSUZA Banda Aceh

Kehamilan di luar rahim merupakan kasus langka yang harus ditangani intensif dengan peralatan lengkap dan dokter ahli yang berpengalaman.

Penulis: Eddy Fitriadi | Editor: Safriadi Syahbuddin
KOMPAS.COM
Ilustrasi 

Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Tim bedah kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUZA) berhasil melakukan operasi terhadap AS (36), wanita asal Langsa yang mengalami kehamilan di luar rahim, atau tepatnya di dalam rongga perut, Kamis (28/12/2017).

Kehamilan seperti yang dialami AS dikategorikan abdominal atau ektopik yang memiliki risiko kematian sangat tinggi.

Informasi itu disampaikan ketua tim dokter yang mengoperasi pasien, Dr dr Mohd Andalas SpOG kepada Serambinews.com, Jumat (29/12/2017).

Dikatakannya, kehamilan di luar rahim merupakan kasus langka yang harus ditangani intensif dengan peralatan lengkap dan dokter ahli yang berpengalaman.

“Kehamilan seperti ini bisa membuat si ibu pendarahan hebat bahkan meninggal dunia,” ujarnya.

Maka dari itu, lanjut Andalas, janin AS yang berusia sekitar 4 bulan itu harus diangkat agar tidak semakin lengket dengan organ di sekitar rahim termasuk usus.

(Baca: Penderita Tumor 60 Kg Tetap Bisa Hamil)

(Baca: Mengapa Ada Wanita yang Susah Hamil, Padahal Memiliki 400 Sel Telur Setiap Menstruasi)

(Baca: Tak Ada Suntik KB, Ternyata Begini Cara Orang Zaman Dulu Cegah Kehamilan yang Bikin Merinding)

“Untuk kasus ini janinnya sudah meninggal dan pembuluh darahnya banyak yang mati, sehingga pembedahan tidak terlalu repot,” katanya, dan menyebut kasus itu yang kedua di RSUZA tahun 2017.

Dia menambahkan, tim dokter berhasil mengangkat mayat janin dan mengatasi pendarahan pada ibu tersebut.

Menurutnya, kondisi AS saat ini berangsur membaik. “Kalau empat hari ke depan tidak ada masalah, kami bisa bilang kondisinya stabil dan bisa dibawa pulang,” jelas Kepala Bagian Obgin RSUZA itu.

Terkait asal mula kasus langka tersebut, Andalas mengatakan bahwa infeksi panggul dan saluran reproduksi menjadi penyebab utamanya.

Disebutkan, infeksi itu mengakibatkan hasil pembuahan yang sebelumnya di tuba falopi ke luar jalur dan berkembang di rongga perut.

“Biasanya dapat dideteksi sejak dua bulan kehamilan, karena semakin tua usia janin maka si ibu akan semakin sakit,” kata dia.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved