Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Pengawasan dan Pengendalian Usaha Hulu Migas
Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) yang dibentuk melalui Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2015 dibentuk untuk
* Profil Pegawai BPMA
Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) yang dibentuk melalui Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2015 dibentuk untuk melaksanakan ketentuan Pasal 160 ayat (5) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dimana perlu menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi di Aceh. BPMA mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi dalam wilayah kewenangan Aceh. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana amanat dalam PP 23/2015 tersebut BPMA bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan niversitas Syiah Kuala, dalam hal ini Career Development Center untuk melaksanakan proses seleksi calon-calon pegawai BPMA yang akan bekerja melaksanakan semua tugas dan tanggungjawab mengelola kegiatan usaha hulu migas di Aceh.
Pengumuman prosesseleksi terbuka secara publik pada media lokal dan elektronik. Dalam masa persiapan sempat terjadi keragu-raguan jika posisiposisi yang akan ditawarkanpada BPMA akan ada pelamar yang memenuhi kualifikasi yang cukup terutama dari aspek keilmuan atau pengalaman bidang perminyakan.
Dalam beberapa diskusi ternyata putraputri Aceh bidang perminyakan tersebar di seluruh In donesia bahkan juga di luar negeri pada perusahaanperusahaan minyak kaliber internasional. Ada ratusan putra putri Aceh saat ini di perusahaan-perusahaan minyak dengan berbagai peran dan posisi. Aceh patut berbanggabahwa kekhawatiran segelintir orang selama ini apakah putra-putri Aceh ada yang ahli dalam bidang ilmu perminyakan ternyata kekhawatiran ini tidak perlu terjadi, mungkin karena informasi saja yang terbatas.
Mereka alumni dari berbagai perguruan tinggi besar di Indonesia seperti Unsyiah, USU, UI, ITB, ITS, UGM, Tri Sakti, dan banyak dari mereka bergelar master dari Jerman, Amerika, Inggris, Australia, Norwegia, Perancis, bahkan tamatan dari Rusia. Tahap awal proses seleksi terdapat 4.704 pelamar dari berbagai disiplin pengetahuan.
Pelamar tersebut ada yang domisili di Aceh, Jakarta, dan kota-kota lain di Indonesia dan bahkan dari luar negeri. Mereka rata-rata pekerja yang masih aktif bekerja sebagai professional. Setelah dilakukan semua proses seleksi dari tahapan seleksi berkas, tes Bahasa Inggris, tes kompetensi, tes psikologi, interview, dan test kesehatan lengkap, BPMA akhirnya mendapatkan 52 peserta yang memenuhi syarat untuk diangkat menjadi pegawai BPMA dan berkantor di Banda Aceh. Kebanyakan mereka adalah putra-putri terbaik Aceh.
Beberapa berita sebelumnya yang sempat mengkritisi proses seleksi adalah hal yang sangat wajar dalam rangka keterbukaan informasi dan kontrol publik terhadapkegiatan sebuah lembaga pemerintah yang dibiayai oleh APBN. BPMA melakukan kontrak-kontrak bisnis Migas tidak hanya dengan perusahaan dalam negeri namunbanyak juga dengan perusahaan multinasional. PegawaiBPMA semuanya harus mempunyai kemampuan Bahasa Inggris yang cukup untuk mampu berkomunikasi dan mamahami aspek-aspek legalitas dan operasional yangrata-rata tertulis dalam Bahasa Inggris. Pegawai BPMA harus mampu duduk semeja dengan investor luar negeri dan melakukan komunikasidengan baik sehingga semua proses pengambilan keputusan tidak terkendala karena faktor bahasa.
Beberapa profil calon pegawai yang telah dinyatakan lulus dan akan mengisi struktur organisasi BPMA:
1. Tuanku Kami Fajar
Alumni Fakultas Ekonomi Akuntasi Universitas Syiah Kuala lahir di Banda Aceh sekarang menjadi pekerja Senior di Perusahaan Minyak Pertamina-Petro- China dan telah mendudukiberbagai posisi manajerial di berbagai bidang. Saat ini manangani aspek Audit and Internal Compliance, terutama aspek keuangan, perpajakan, rencana kerja dan anggaran perusahaan, dan penggunaaan anggaran perusahaan serta perhitungan bagian negara dari produksi minyak dan gas bumi.
2. Taufiqurrahman
Ilmuan muda kelahiran Bireuen, Aceh bergelar Doktor dalam ilmu perminyakan dari Australia. Tamatan dari Universitas Indonesiakemudian bekerja di Chevron Gorgon Project Australia salah satu lapangan gas terbesar di Australia. Disamping bekerja juga menyempatkan diri mengajar pada Curtin University. Sangat mahir berbahasa Inggris dan ingin pulang ke Aceh untuk menjadi bagian dari masyarakat Aceh membangun daerah bersama-sama.
3. Muhammad Mulyawan
Ahli Reservoir Engineer yang memahami karakteristik perut Bumi dimana ada kandungan migas ini sekarang bekerja di Elnusa Indonesia dan pengalaman di beberapa perusahaanbidang migas lainnya. Mulyawan tamatan Magister dari Jerman bidang ilmu perminyakan ini kelahiran Banda Aceh dan menamatkan S1 nya di Universitas Syiah Kuala.
4. Marlias Geminiyawan
Sebagai professional bidang hukum berpengalaman menangani bidang legal kontrak pada bidang migas, melakukan review kontrak – kontrak terkait investasi, konstruksi, tender baik dalam negeri maupun kontrak-kontrak di luar negeri. Memegang ijazah Magister dari Universitas Indonesia bidang Hukum Ekonomi ini akan menjadi asset BPMA yang sangat strategis untuk mengontrol kontrak-kontrak Migas di Aceh. Professional Muda kelahiran Banda Aceh saat ini aktif berkerja di Jakarta.
5. Ibnu Hafiz
Tamatan dari Universitas Syiah Kuala, putra Sabang ini bekerja di Medco E&P Malaka. Saat ini aktif menangani pengeboran pada lapangan Blok A Aceh Timur. Di tangannya akan menentukan bagaimana prospek Migas Aceh ke depan pada lapangan-lapangan yang sedang dibor.Keahliannya di bidang operasi pengeboran ini sudah mengantarnya ke berbagai lapangan minyak di Indonesia. BPMA membutuhkan professional seperti ini untuk mendapatkan sumbersumber cadangan migas yang baru di Aceh.
6. Ikhwanushafa Djailani
Ahli perminyakan ini telah bekerja pada beberapa perusahaan nasional dan asing dan sangat berpengalaman menangani sub surface dalam menentukan dimana adanya potensi sumber-sumber cadangan migas. Putra kelahiran Simpang Tiga ini memegangIjazah Magister Ilmu Perminyakan dari Curtin UniversityAustralia saat ini bekerja dengan Pertamina sangat piawai dalam mengoperasikanPetroleum Sofware, sehingga bergabungnya dengan BPMA diharapkan kita akan menemukan sumber-sumber cadangan migas baru untuk Aceh.
7. Irham Amin
Berpengalaman dalam menangani aspek Human Resources pada perusahaan swasta nasional dan di BRR Aceh telah bersertifikat dalam memangani recruitmen, job evaluation,Compensation Benefits, Hukum Industri dan Performance Management System.Lulusan Institut Sains dan Teknologi ini saat ini berkerja di PT MIFA dan tinggal di Aceh Besar. Peran Human Resource menjadi sangat penting di BPMA tidak hanya untuk internal namun fungsinya juga untuk mengontrol dan mengendalikan Human Resources pada operator perusahaanperusahaan minyak.