Guru Meninggal Dianiaya Muridnya Diduga Patah Tulang Leher, Tinggalkan Istri yang Tengah Hamil Muda
"Karena dalam tulang leher terdapat syaraf pembuluh darah dan saluran pernafasan yang langsung terhubung ke otak," katanya
SERAMBINEWS.COM, SURABAYA - Ahmad Budi Cahyono, guru SMAN 1 Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, diduga mengalami patah tulang leher akibat penganiayaan yang dilakukan MH, muridnya sendiri.
Spesialis bedah kepala dan leher, RSU dr Soetomo Surabaya, dr Urip Murtedjo, menyebut patah tulang leher adalah kondisi yang sangat berbahaya dan fatal.
"Karena dalam tulang leher terdapat syaraf pembuluh darah dan saluran pernafasan yang langsung terhubung ke otak," katanya dikonfirmasi, Sabtu (3/2/2018).
Dia menduga, ada benturan yang sangat keras di bagian leher, hingga leher korban sampai patah.
"Mungkin saat mendapat pukulan dari muridnya, sangat keras sehingga berakibat fatal," kata Ketua Forum Pers, RSU dr Soetomo Surabaya ini.
(Baca: Nama Baiknya Tercoreng Oleh Mantan Suami, Tessa Kaunang Resmi Laporkan Sandy Tumiwa ke Polisi)
(Baca: Wow Kondom Bekas Pakai Berserakan di Lantai 2, WH Aceh Besar Ungkap Ada Gituan di Warung Jus)
Terlebih lagi, kata Urip, penanganan dinilai lamban. Di RSU dr Soetomo, korban hanya dirawat tidak lebih dari 1 jam, setelah itu dinyatakan meninggal.
Dari informasi yang diperolehnya, sebelum dirujuk ke RSU dr Soetomo di Surabaya, korban sempat dilarikan ke puskesmas, lalu ke UGD RSUD Sampang.
"Dari Sampang ke Surabaya kan masih butuh waktu 2 jam," jelasnya.
Sementara itu pada penanganan pasien patah tulanf leher kata dia, perlu penanganan khusus yakni intubasi. Penanganan ini dengan memberikan bantuan pernafasan pada pasien dengan alat khusus.
"Lehernya juga tidak boleh bergerak, karena kalau leher bergerak, akibatnya bisa semakin fatal," jelasnya.
(Baca: Setelah Kaki Diamputasi tak Bisa Nafkahi Keluarga, Mantan Sopir Truk Ini Dapat Bantuan Becak Motor)
(Baca: Sejumlah Kader Golkar, Demokrat, PA, Hanura dan Pensiunan PNS Bergabung ke PNA Nagan Raya)
Ahmad Budi Cahyono meninggal pada Kamis (1/2/2018) malam setelah dianiaya oleh MH di sekolah pada sore harinya.