Beli Pesawat Masuk KUA PPAS
Gubernur Aceh memasukkan usulan anggaran Rp 16 miliar dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran
* Diusul Dua Unit Rp 16 Miliar
BANDA ACEH - Gubernur Aceh memasukkan usulan anggaran Rp 16 miliar dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA PPAS) 2018 Dinas Perhubungan Aceh untuk pembelian dua unit pesawat. Kepentingan pesawat tersebut untuk pengawasan illegal fishing dan illegal logging.
Informasi masuknya usulan anggaran Rp 16 miliar dalam KUA PPAS 2018 untuk pembelian dua unit pesawat diungkapkan Wakil Ketua DPRA, Irwan Johan kepada Serambi di sela-sela istrahat pembahasan dokumen KUA PPAS 2018 antara Banggar DPRA dengan Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA) di Gedung Serbaguna DPRA, Kamis (8/2).
Pengadaan dua unit pesawat untuk patroli laut dan hutan, menurut Irwan Johan sudah pernah diusul Irwandi Yusuf dalam RAPBA-P 2017. Waktu itu diusul Rp 10 miliar untuk uang muka.
Waktu itu Banggar DPRA dan Komisi yang membidangi perhubungan udara belum menyetujui dengan alasan pihak eksekutif belum melakukan kajian apakah program pengadaan pesawat patroli bagi Pemerintah Aceh sudah sangat mendesak atau belum. Untuk kepentingan pengkajian, Banggar Dewan dalam RAPBA-P 2017 mengalokasikan anggaran Rp 1 miliar.
Menurut Irwan, pada saat pembahasan belanja dan usulan program Dishub nantinya, Banggar DPRA akan mempertanyakan hasil kajian terhadap usulan pengadaan dua unit pesawat patroli. Kalau hasil kajiannya positif dan fakta di lapangan illegal fishing dan illegal logging di Aceh sudah sangat parah sehingga memerlukan patroli udara, DPRA siap menyetujui usulan itu. “Tim TAPA harus bisa menunjukkan hasil kajian menyangkut program pengadaan dua unit pesawat patroli tersebut,” ujar Irwan Johan.
Proyek kedirgantaraan
Selain usulan pengadaan dua unit pesawat patroli laut dan hutan, Gubernur Irwandi juga melakukan penandatanganan kerja sama perakitan pesawat N219 berpenumpang 19 orang dengan PT Dirgantara Indonesia (DI). Sebelumnya lagi ada rencana membeli pesawat sebanyak tujuh dari Slowakia dan lainnya.
Terkait kerja sama dengan PT DI, menurut info yang diterima Irwan Johan, Pemerintah Aceh akan membangun hanggar besar di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang untuk tempat perakitan 50 unit pesawat N219, termasuk unit perbengkelannya.
Usulan anggaran untuk pembangunan hanggar besar dan perakitan 50 unit pesawat jenis N219, menurut Irwan Johan belum telihat di dokumen KUA PPAS Dishub. “Apakah ditempatkan pada pos anggaran di luar Dishub, Banggar Dewan akan mencari dan mempertanyakan ke TAPA,” tandas Irwan.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Zulkarnain yang dimintai konfirmasinya terkait usulan pengadaan dua unit pesawat membenarkan usulan tersebut, bahkan ada juga rencana membangun hanggar besar di Bandara SIM Blang Bintang.
Membahas pendapatan
Irwan Johan juga menginformasikan, pada Kamis kemarin Tim TAPA bersama Banggar Dewan baru membahas pendapatan. Menurut Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aceh, Jamaluddin, pendapatan 2018 diproyeksikan Rp 14,627 triliun.
Pendapatan sebesar itu, kata Jamaluddin bersumber dari Pendapatan Asli Aceh (PAA) Rp 2,324 triliun, dana perimbangan Rp 3,864 triliun, lain-lain pendapatan yang sah termasuk dana otsus Rp 8,437 triliun.
Sedangkan pembiayaan mengalami kenaikan menjadi Rp 825,3 miliar. Kenaikan itu terjadi karena Silpa tahun 2017 yang semula diperkirkan hanya Rp 150 miliar ternyata meningkat menjadi Rp 811 miliar.
Penyebab tingginya Silpa tahun lalu, menurut Irwan Johan karena banyak proyek fisik yang belum tuntas dikerjakan hingga akhir tahun sehingga putus kontrak. “Kita minta kepada Gubernur Irwandi agar proyek-proyek putus kontrak itu dijadikan sebagai proyek prioritas yang harus dituntaskan tahun 2018,” kata Wakil Ketua DPRA tersebut.
Irwan mencontohkan pembangunan empat ruang operasi di RSUZA yang sudah dua kali putus kontrak. Selain itu,l gedung ongkologi RS Kanker RSUZA, Puskesmas, rumah sekolah, jembatan rangka baja, jalan dan lainnya.
“Menuntaskan proyek putus kontrak tersebut lebih bermanfaat ketimbang mengalokasikan anggaran untuk penyediaan hanggar dan perakitan 50 unit pesawat N219,” demikian Irwan Johan.(her)