Debat dengan Akbar Faisal Soal Kitab Suci di ILC, Rocky Gerung: Jangan Coba-coba Jebak Saya

Merasa seperti ada jebakan dari pernyataan Akbar Faisal, Rocky pun langsung menjawab.

Editor: Faisal Zamzami
KOLASE/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Rocky Gerung dan Akbar Faisal 

SERAMBINEWS.COM - Acara penghujung Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (10/04/2018) malam, diwarnai perdebatan seru antara Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI), Rocky Gerung dengan politisi Partai Nasdem, Akbar Faisal.

Closing statement Rocky Gerung jadi kontroversi yang mengatakan kitab suci adalah hal yang fiksi. Dan itu berbeda dengan fiktif.

Menurut Rocky Gerung saat ini kata fiksi dianggap negatif karena dibebani kebohongan, sehingga fiksi itu selalu dimaknai sebagai kebohongan.

"Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos, dan itu sifatnya fiksi. Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif," ujarnya. Telos sendiri dalam bahasa Yunani berarti ‘akhir’, ‘tujuan’, atau ‘sasaran’," kata pengamat politik tersebut.

Dia memperjelas jika fiksi itu baik, sedangkan yang buruk adalah fiktif.

Ia bahkan mengambil contoh Mahabharata.

Baca: Freeport Buka Lowongan Kerja 23 Posisi, Ini Jadwal Ajukan Lamaran dan Persyaratannya

Baca: Jalankan Titah Sang Firaun, Kunci Kemenangan AS Roma Tumbangkan Barcelona

Menurutnya, Mahabharata adalah fiksi, tapi itu bukan fiktif.

Rocky berargumen, fiksi itu kreatif. Sama seperti orang beragama yang terus kreatif dan ia menunggu telosnya.

"Anda berdoa, Anda masuk dalam energi fiksional bahwa dengan itu Anda akan tiba di tempat yang indah,” ujarnya.

Rocky menambahkan, dalam agama, fiksi adalah keyakinan. Dalam literatur, fiksi adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi.

"Kimianya sama, dalam tubuh sama, dan jenis hormon yang diproduksi dalam tubuh sama," ujarnya.

Kala Rocky masih ingin melanjutkan pernyataannya, tiba-tiba Akbar Faisal memotong.

"Saya memahami sebagian argumen Anda tentang fiksi. Ini bagus, saya suka. Pemahaman saya yang sederhana tetang argumen anda tentang kitab suci adalah fiksi pada titik tertentu saya bisa pahami. Tapi saya tidak tahu, argumen tentang ini anda bangun pada kitab suci yang mana? Hati-hati. Jangan katakan bahwa saya tidak paham yang anda maksud, saya paham yang anda maksud," kata Akbar Faisal.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved