Sempat Tembus Rp 200 Ribu/Kg, Harga Daging Meugang Turun Jadi Rp 180 Ribu
Kendati harga daging meugang melambung tinggi, namun sebagian besar masyarakat tetap membelinya.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Yusmadi
Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Sempat tembus Rp 200 Ribu/Kg, harga daging meugang di sejumlah lokasi penyembelihan di Kecamatan Tapaktuan dan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan, pada Selasa (15/5/2018) turun menjadi Rp 180 ribu/Kg.
Kendati penurunan harga sampai Rp 20 ribu/Kg, namun harga tersebut masih lebih mahal dari harga daging pada meugang tahun lalu yang hanya berkisar Rp 150 ribu- Rp 170 ribu/kg.
Pantauan Serambinews.com di beberapa lokasi penyembelihan kerbau maupun lembu, seperti di Simpang Perumnas Samadua, Pasar Inpres Tapaktuan dan beberapa tempat penyembelihan lainnya di Aceh Selatan.
Baca: Abusyik Pantau Harga Daging Meugang Bersama Pejabat Kemenhan
"Harga daging kerbau dan lembu kami jual dengan harga sama, karena kami beli kerbaunya dengan harga mahal," ungkap salah seorang pedadang daging Meugang di Kecamatan Samadua saat ditanyai Serambinews.com, Senin (14/5/2018) sore.
Baca: Daging Meugang di Meulaboh Rp 180 Ribu Sekilo, Siangnya Turun Jadi Rp 150 Ribu
Kendati harga daging meugang melambung tinggi, namun sebagian besar masyarakat tetap membelinya.
"Ya mau bagaimana lagi. Mau tak mau yang harus dibeli, karena akan terasa tidak lengkap jika kitabtidak membeli daging saat meugang berlangsung, dan ini sudah menjadi tradisi buat masyarakat Aceh jelang memasuki bulan suci ramadhan," kata Achyat, warga Samadua.
Informasi yang diterima Serambi, harga daging mulai merangkak naik sekitar pukul 07.30 WIB, saat pembeli terus memadati salah satu tempat penyembelihan hewan meugang terbesar di wilayah tersebut.
Walaupun harga cukup tinggi, para pedagang terlihat sangat sibuk melayani pembeli sehingga terjadi atrean panjang. (*)