Ketika ‘Kotak-kotak’ Memburu Nostalgia 1998

Datang sebagai negeri merdeka selepas berpisah dari Yugoslavia di tahun 1991, mereka mampu membuat gebrakan luar biasa

Editor: bakri

PIALA Dunia 1998 menjadi catatan bersejarah bagi perjalanan timnas Kroasia. Datang sebagai negeri merdeka selepas berpisah dari Yugoslavia di tahun 1991, mereka mampu membuat gebrakan luar biasa sebagai tim debutan. Bukan hanya hanya sebatas itu, mereka juga berhasil merebut posisi ketiga usai menekuk Belanda, 2-1.

Prestasi pada edisi pertama semakin lengkap ketika Davor Suker ke luar sebagai top skor. Super Suker–julukan Davor Suker–berhasil melesatkan enam gol. Torehan ini menempatkan mantan penyerang Sevilla FC, Real Madrid, dan Arsenal itu dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak kala itu.

Keberhasilan negeri pecahan negara Josep Brosz Tito itu adalah klimaks dari prestasi generasi emas yang mereka miliki. betapa tidak, selain figur Davor Suker, nama seperti Slaven Bili , Robert Prosinecki, Robert Jarni, Drazen Ladic, hingga seniman AC Milan yang berposisi centrocampista, Zvonimir Boban, tak bisa dilupakan. Mereka inilah pahlawan bagi timnas Kroasia.

Bagi timnas yang memiliki jersey kelir merah-putih bermotif kotak-kotak papan catur tersebut, kehadiran mereka ke Rusia kali ini merupakan untuk kelima kalinya. Sebelumnya, Vatreni–julukan timnas Kroasia–lolos pada edisi 1998, 2002, 2006, dan 2014. Kali ini, besutan Zlatko Dalic melaju setelah merangkak melalui koridor play-off melawan juara Piala Eropa 2004, Yunani.

Sejarah mencatat, setelah mengukir prestasi besar di Prancis, Kroasia gagal mengulang pada edisi 2002 di Benua Asia, 2006 Jerman, dan terakhir di Brasil pada tahun 2014. Catat! Mereka dipaksa langsung angkat koper di babak penyisihan grup. Boleh jadi, Piala Dunia 1998 itulah pencapaian terbaik Vatreni dalam turnamen akbar empat tahunan itu.

Contoh teranyar kegagalan mereka tersaji pada World Cup 2014 di Benua Amerika Latin. Bergabung dalam Grup A bersama tuan rumah Brasil, Meksiko dan Kamerun, Kroasia harus finish di peringkat ketiga. Mereka menelan kekalahan dari Brasil dan Meksiko dengan skor sama yakni 1-3.

Memang, tim berjulukan The Blazers itu sempat menikmati kemenangan di partai kedua. Kala itu, Kroasia berpesta gol ke gawang Kamerun usai menang dengan skor jomplang, 4-0. Praktis, mereka tersingkir sehingga harus menyerahkan tiket lolos dari grup untuk tuan rumah dan Meksiko.

Di Piala Dunia Rusia kali, Kroasia datang dengan perubahan yang luar biasa. Punggawa Vatreni masih tetap mempercayakan, dan mempertahankan skuadnya yang berlaga di Piala Eropa 2016 di Prancis. Misalnya, Dario Subasic, Dejan Lovren, Luca Modrid, Mario Mandzukic, Ivan Rakitic, dan Ivan Perisic. Mereka akan menjadi pilihan utama dari Zlatko Dalic.

Lalu, bagaimana kans Luca Modrid dkk di Rusia nanti? Melihat hasil drawing, negara di Semenanjung Balkan tersebut haruslah bekerja keras. Ya, mereka bercokol di Grup D bersama dengan timnas Argentina, Islandia, dan Nigeria. Boleh jadi, inilah salah satu grup neraka di Piala Dunia kali ini.

Memang, dalam setiap perhelatan Piala Dunia, skuad Kroasia lebih banyak didudukkan sebagai tim kuda hitam. Tapi, kali ini, status tersebut malah menjadi pelecut spirit bagi The Blazers untuk menciptakan kejutan di Rusia nanti. Ingat! Luca Modric cs sedang membalik lorong waktu untuk mengulang nostalgia 20 tahun lalu. Sebuah warning untuk para kontestan satu grup penyisihan.(imran thayeb)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved