Pemilik Toko Menjahit Temukan Tumpukan Uang Era Perang Dunia II di Bawah Lantai, Dikira Balok Kayu
Pemilik toko, Russ Davis pada awalnya menyangka benda tersebut hanyalah beberapa balok kayu.
SERAMBINEWS.COM - Setumpuk uang kertas dari masa Perang Dunia II ditemukan di bawah papan lantai yang telah rusak di sebuah toko penjahit tua di Inggris.
Toko penjahit tersebut sebelumnya diyakini menjadi langganan dari mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill.
Tumpukan uang tersebut ditemukan dalam kondisi yang sudah rusak, robek, dan bercampur tanah di bawah lantai toko di kota Brighton, di Inggris selatan.
Diberitakan BBC, yang dikutip New York Post, "harta" peninggalan era PD II tersebut ditemuka para pekerja konstruksi yang tengah merenovasi toko tersebut pada Mei lalu.
Baca: 5 Truk Angkut Uang Najib Razak, Dihitung 22 Petugas Bank Selama 3 Hari, Ada 400 Tas Mewah
Baca: Hendak Isi Uang ke Mesin ATM, Petugas Bank Terkejut Saat Lihat Ada yang Makan Duit Dari Dalam
Para pekerja membongkar lapisan papan pada lantai yang telah lapuk dan membusuk.
Pemilik toko, Russ Davis pada awalnya menyangka benda tersebut hanyalah beberapa balok kayu.
"Saya mencoba membelahnya menjadi dua bagian dan menemukan uang kertas bernilai 1 poundsterling," ujar Davis.
"Setiap lebar uang kertas itu sudah menempel satu sama lain. Mustahil untuk memisahkannya. Tumpukan uang kertas itu sudah seperti sepotong kue dari tanah," tambah Davis.
Secara total, dia menemukan 30 bundel uang kertas senilai 1 dan 5 pounsterling dengan nilai keseluruhan diperkirakan 30.000 pounstreling atau sekitar Rp 560 juta, jika dikonversikan ke dalam kurs saat ini.
Baca: 40 Pasukan Komando AS Diserang 500 Pasukan Suriah dan Tentara Bayaran Rusia, Berapa Korban Tewas?
Davis menyadari tumpukan uang yang ditemukannya sudah berusia sangat tua hingga harus membongkar lantai.
Hasil penelitian laboratorium secara lebih lanjut menunjukkan uang tersebut berasal dari era Perang Dunia II.
"Mungkin saja uang itu adalah harta yang sengaja ditinggalkan pemiliknya, namun keburu meninggal sebelum sempat kembali," kata Davis.
"Tapi bisa saja ini pekerjaan kelompok perampok yang menyembunyikan," tambahnya.
Antara 1963 hingga 1973, toko Davis menjadi rumah bagi Bradley Gowns, pedagang bulu yang terkenal dan pemilik jaringan penjahit yang didirikan pada 1860.
Di masa jayanya, toko tersebut kerap dikunjungi PM Churchill dan istrinya Lady Clemententine Chuchill.
Baca: VIDEO Pasukan Khusus AS Serbu Markas ISIS di Afganistan Berlangsung Dramatis