Keumamah Masih Jadi Menu CJH Aceh
Keumamah atau ikan kayu masih masuk dalam daftar menu makanan calon jamaah haji (CJH) Aceh
* Selama Berada di Pesawat
BANDA ACEH - Keumamah atau ikan kayu masih masuk dalam daftar menu makanan calon jamaah haji (CJH) Aceh selama berada di pesawat. Menu makanan keumamah ini akan diberikan kepada para CJH saat kembali ke Tanah Air, sementara menu saat berangkat ke Jeddah yakni ikan bumbu kemangi, ayam bumbu rendang, tumis labu siam, tahu, serta orak arik vegetable.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Aceh, Drs H M Daud Pakeh mengatakan, makanan dalam penerbangan diupayakan untuk terus ditingkatkan kualitasnya tiap tahun. “Meal test dilakukan untuk melihat makanan yang cocok dengan masyarakat kita. Secara umum tidak ada perubahan,” kata Daud Pakeh seusai pelantikan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh dan meal test, di Asrama Haji Banda Aceh, Rabu (4/7).
Dia mengatakan, keumamah disajikan saat CJH kembali ke Aceh. “Keumamah tetap karena ini selera masyarakat Aceh, dan disajikan saat pulang karena jamaah merasa selera makannya sudah berkurang, jadi hal itu untuk memancing lagi selera makannya,” jelasnya, dan menyebut pihak asrama juga tetap menyediakan handuk dan air minum di kamar tidur jamaah.
Sementara Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum dan Politik, Drs H Rachmat Fitri HD MPA mewakili Gubernur Aceh dalam sambutannya menyampaikan, tahun ini ada beberapa kebijakan baru layanan haji, di antaranya terkait pergantian calon jamaah yang meninggal dunia atau berhalangan untuk berangkat. Apabila sebelumnya kuota untuk calon jamaah itu tidak dapat digantikan oleh siapapun, tahun ini jatah haji itu dapat digantikan oleh ahli warisnya.
Pada bagian lain, Staf Ahli Gubernur, Drs H Rachmat Fitri HD MPA mengatakan, CJH tahun ini akan mendapat berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah. Di antaranya penerapan sidik jari dan verifikasi data biometriks kepada setiap jamaah calon haji di masing-masing embarkasi. Langkah ini dilakukan untuk memudahkan dan mengurangi lamanya waktu antre di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.
“Selain itu juga ada penyederhanaan angkutan tas milik para jamaah. Mulai tahun ini setiap jamaah tidak perlu lagi mengangkut tas mereka masing-masing, sebab semuanya akan diangkut petugas hingga sampai ke hotel. Karena itu setiap tas jamaah akan tercantum identitas pemilik dan nomor kamar masing-masing,” katanya.
Selain itu, sistem pengawasan haji oleh Kemenag juga akan diperketat dengan mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Pengawasan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Sipatuh). Ia juga mengimbau agar PPIH yang baru dilantik dapat mempersiapkan prosedur kerja sebaik mungkin, karena keberangkatan jamaah kloter pertama Aceh tinggal sebulan lagi.(una)