Pengakuan Dua Nelayan Selamat Asal Idi Cut: Enam Hari Mengapung, Dua Teman Meninggal di Depan Mata

Mereka dari Songhkla transit di Bangkok Thailand, dan dari Bangkok terbang ke Kuala Namu.

Penulis: Seni Hendri | Editor: Yusmadi
ist
Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib foto bersama dengan dua ABK KM Indah Harapan yang selamat yaitu Darkasyi (tiga dari kanan) dan Bailatul Akmi (lima dari kanan) setelah tiba di Kuala Namu, Medan, pasca dipulangkan oleh Konsulat RI di Songhkla Thailand, Jumat (27/7). 

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Dua anak buah kapal (ABK) KM Indah Harapan yaitu Darkasyi dan Bailatul Akmi tiba di tanah air Jumat (27/7/2018).

Didampingi petugas Konsulat RI di Songhkla Thailand, Adul Meatam, mereka tiba di Banda Kuala Namu, Medan Jumat pukul 10.15 WIB, sebelumnya Kamis (26/7) malam pukul 22.00 WIB.

Mereka dari Songhkla transit di Bangkok Thailand, dan dari Bangkok terbang ke Kuala Namu.

Tiba di Kuala Namu langsung dilakukan serah terima dari Konsulat RI di Songkla Adul Meatam kepada Hermansyah Panglima Laot Lhok Idi Cut sekaligus pemilik KM Indah Harapan yang karam.

Selain Hermansyah, juga ikut menyambut Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib, ibu dan ayah Darkasyi, abang dari Bailatu Akmi, Panglima Laot Kabupaten Aceh Timur, Hasballah dan petugas dinas perikanan.

“Alhamdulillah, kedua nelayan kita sudah tiba di tanah air dalam kondisi sehat. Setelah kita sambut dengan penuh haru kemudian mereka bersama keluarga langsung melanjutkan perjalanan pulang ke kampung halamannya di Idi Cut,” ungkap Bupati H Hasballah Bin HM Thaib.

Baca: Badai Hantam KM Indah Harapan, 2 Warga Idi Diselamatkan Nelayan Thailand, 2 Orang Lagi Hilang

Panglima Laot Lhok Idi Cut, Hermansyah, mengatakan, pihak keluarga sangat bersyukur dan bahagia karena Darkasyi, dan Bailatul Akmi pulang dengan selamat dan tetap sehat.

“Alhamdulillah keduanya sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan keluarga mereka. Mereka (Darkasyi dan Bailatul Akmi) tidak shok, mereka tetap sehat dan tampak semangat,” jelas Hermansyah.

Berdasarkan pengakuan Darkasyi dan Bailatul Akmi, jelas Hermansyah, boat KM Indah Harapan berbobot 6 GT tenggelam setelah dihantam ombak besar.

Sebelumnya KM Indah Harapan ber-ABK 4 orang asal Gampong Seunebok Baroh, Kecamatan Darul, berangkat dari Kuala Idi Cut Sabtu 7 Juli 2018, dihantam ombak pada Rabu 18 Juli 2018 sekitar pukul 01.30 WIB.

Boat KM Indah Harapan, jelas Herman, langsung terbalik setelah dihantam ombak besar. Dari empat pelampung pada boat, hanya satu yang berhasil diambil, sehingga dengan menggunakan satu pelampung tersebutlah mereka mengapung.

Boat dihantam ombak masih dalam perairan Indonesia, tapi kemudian mereka terhanyut ke arah perairan Thailand dan hanya Darkasyi dan Bailatul Akmi yang bertahan mengapung selama 6 hari tujuh malam, tanpa makan dan minum hingga akhirnya diselamatkan nelayan Thailand.

Pascaboat tenggelam, jelas Herman, selama 4 hari mereka terombang-ambing bersama dalam satu pelampung.

Teman mereka Muhammad tidak mampu bertahan dan meninggal dunia di depan mata mereka pada hari ke-4, sedangkan M Nasir terpisah dari ikatan pelampung pada hari ke-5 juga karena tidak sanggup lagi bertahan lagi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved