Tips Berhaji Bagi Penderita Diabetes, Jangan Lupa Selalu Sedia Permen dan Makanan Kecil
Jangan sampai ada waktu makan yang terlewati atau jarak waktu makan yang terlalu panjang. Jangan sampai gula
SERAMBINEWS.COM - Menunaikan ibadah haji, wajib hukumnya bagi umat Islam yang mampu dari segi keimanan, keuangan, keamanan dalam perjalanan, dan tak kalah penting, kesehatan.
Dengan persiapan matang, penyandang diabetes pun bisa nyaman memenuhi panggilan menjadi tamu Allah di Mekah. Dr. Lathifah Sati dalam Intisari edisi Januari 2004 menuliskannya untuk Anda apa saja Kiat Berhaji bagi Penderita Diabetes.
Untuk menyongsong datangnya hari Raya Idul Adha para calon jemaah haji dari Indonesia pasti sudah mulai mempersiapkan diri untuk keberangkatan ke Tanah Suci. Bahkan, sudah ada yang meninggalkan Tanah Air.
Baca: Diduga Sebab Puntung Rokok, 10 Hektar Savana di Pulau Komodo Gililawa Terbakar
Dalam menjalankan ibadah haji, ada beberapa rangkaian kegiatan yang memerlukan ketahanan fisik yang baik. Juga dibutuhkan tubuh yang kuat. Bagaimana dengan para penderita diabetes?
Diabetes bukan halangan bagi seorang Muslim untuk menunaikan ibadah haji. Yang penting, persiapan diri yang baik.
Kontrol gula darah
Diabetes mellitus adalah penyakit menahun yang ditandai oleh tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah. Kadar gula darah yang tinggi bisa karena hormon insulin tubuh yang kurang atau kerja dari hormon ini yang terganggu, bisa juga karena kedua sebab itu.
Hormon insulin diperlukan tubuh dalam proses metabolisme glukosa. Bila jumlahnya kurang atau kerjanya terganggu, maka tidak semua zat gula dapat diolah dengan baik sesuai kebutuhan.
Akibatnya, terjadi penumpukan gula di dalam darah. Kadar gula darah pun meningkat.
Baca: Live TVRI dan Link Live Streaming Perempat Final BWF World Championships Mulai Pukul 10.00 WIB
Kadar gula terlalu tinggi kalau sudah melewati batas ambang ginjal dan sebagian gula itu akan keluar bersama kencing atau urine penderita. Tak heran di kalangan masyarakat awam penyakit ini dikenal sebagai penyakit kencing manis.
Penyakit ini memang tidak bisa sembuh, tapi dapat dikontrol untuk mencegah atau menunda timbulnya komplikasi kronis. Selain itu juga mencegah terjadinya komplikasi akut berupa hipoglikemi dan hiperglikemi.
Kedua keadaan itu termasuk keadaan gawat yang perlu pertolongan segera dan bisa mengancam jiwa.
Aktivitas tinggi
Padahal ibadah haji memerlukan ketahanan fisik prima. Untuk thawaf dan sa'I misalnya, seorang jemaah akan menempuh jarak 4 - 5 km. Makin jauh jarak dari Kabah saat thawaf, makin besar pula lingkaran yang harus dikitari.
Baca: Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun, Pendiri PKS Yusuf Supendi Tutup Usia
Berarti, makin jauh pula jarak yang harus ditempuh. Apalagi dalam suasana ramai dan padat, bisa saja seorang jemaah terdesak oleh jemaah lainnya.