Leuser Masih Tertinggal
Kawasan Kecamatan Leuser di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) yang sebagian berada di kaki Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL)
* Dewan Minta Perhatian Bupati
KUTACANE - Kawasan Kecamatan Leuser di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) yang sebagian berada di kaki Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) masih tertinggal dalam pembangunan. Bukan hanya infrastruktur seperti jalan, tetapi juga pendidikan, rumah ibadah dan fasilitas lainna yang dibutuhkan masyarakat.
Ketua Komisi C DPRK Agara, Hasanusi dari Partai Golkar pada Jumat (31/8) menyatakan pembangunan di kawasan terisolir Leuser harus diprioritaskan oleh Bupati Raidin Pinim dan Wakil Bupati Bukhari. “Kondisi ini sudah lama terjadi dan sudah saatnya pemerintah memberi perhatian khusus terhadap warga Leuser,” katanya.
Dia menjelaskan Kecamatan Leuser memiliki potensi obyek wisata yang sangat besar, tetapi belum didukung dengan jalan beraspal dan fasilitas pendukung lainnya. “Jika jalan sudah bagus, maka bukan hanya pariwisata yang maju, tetapi juga hasil bumi masyarakat semakin mudah diangkut untuk dipasarkan ke kota,” tambahnya.
Menurut dia, kawasan terisolir Leuser sudah sangat mendesak dibangun, termasuk jalan tembus Muara Situlen-Leuser=Gelombang atau sampai Kota Subulussalam. “Kalau jalan tembus ini sudah dibangun, maka masyarakat akan mudah membawa hasil pertanian, selain sektor pariwisata akan hidup dengan sendirinya,” ujar Hasanusi.
Dikatakan dengan pemandangan yang sangat indah, maka menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawatn yang akan datang ke Leuser. Dia juga berharap agar pembangunan jalan tembus yang sebenarnya masuk prioritas dibangun oleh pemerintah Aceh sejak 2011 lalu sudah dapat diwujudkan, sehingga jalur tengah akan semakin ramai.
Namun, Wakil Ketua I DPRA dari Partai Golkar, Drs H Sulaiman Abda MSi yang diminta tanggapannya secara terpisah, kemarin atas rencana jalan tembus Muara Situlen-Leuser-Gelombang menyatakan belum bisa diwujudkan. Disebutkan, jalan tersebut masuk kawasan hutan lindung.
Sulaiman Abda menyatakan pihaknya juga telah mengusulkan pembangunan jalan wilayah tengah dengan empat kabupaten bertetangga. Dikatakan, dirinya juga telah mendapat informasi dari Bukit Meuriyah, Kecamatan Leuser bahwa masyarakat sangat membutuhkan masjid, karena masjid yang ada jauh dari pemukiman warga.
Wakil Ketua I DPRA, Sulaiman Abda juga meminta kepada Dinas Syariat Islam Aceh agar menempatkan para dai perbatasan di kawasan Kecamatan Leuser. “Hal ini harus menjadi perhatian serius dalam mendukung syariat Islam dan memberantas buta aksara Quran di kawasan pedalaman tersebut,” tutupnya.
Buka Jalan Baru
Sebelumnya, Wakil Bupati Aceh Tenggara (Agara), Bukhari meminta Pemerintah Provinsi Aceh membuka jalan baru untuk membuka keterisoliran warga yang bermukim di kaki Gunung Leuser. Hal itu seiring pembangunan jalan tembus Muara Situlen-Leuser, Aceh Tenggara menuju Gelombang, Kota Subulussalam yang belum tembus.
Wabup Bukhari, kepada Serambi, Senin (26/2/2018) mengatakan, pembangunan jalan Muara Situlen sebagai penghubung utama Kecamatan Leuser menuju Gelombang merupakan kewenangan Provinsi Aceh. Dikatakan, jalan ini dibangun aejak tahun 1998 yang direncanakan membuka ketelosiran kawasan Kecamatan Leuser agar terhubung dengan ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara dan Pemko Subulussalam.
Dia menjelaskan rencana pembangunan sepanjang 70 kilometer dengan titik awal Desa Lawe Desky Sabas, Kecamatan Babul Makmur menuju Kecamatan Leuser dan berakhir di daerah perbatasan Kotamadya Subulussalam.
Bukhari menjelaskan panjang jalan Muara Situlen - Gelombang yang sudah dibangun saat ini sepanjang 42 kilometer dari rencana 70 kilometer. Sehingga, sebutnya, masih ada 28 kilometer lagi badan jalan yang belum dibuka sama sekali untuk tembus menuju Subulussalam.
Dia memperkirakan, untuk biaya pembangunan peningkatan jalan sepanjang 28 kilometer sekitar Rp 55 miliar dan pembukaan dan pengerasan jalan baru sepanjang 28 km sebesar Rp 28 miliar atau total Rp 83,3 miliar.
Ditambahkan, dari panjang jalan 42 km. dengan kondisi jalan yang sudah diaspal berstruktur AC-BC sepanjang 17 kilometer, tepatnya sampai Desa Bukit Bintang Indah, Kecamatan Leuser. Selanjutnya Desa Bukit Bintang Indah sampai Desa Bunbun Alas sepanjang 25 kilometer, jalan baru dibuka dengan kondisi beralaskan tanah.