Kabar Gembira, Mengkudu Kering di Abdya Dihargai Rp 18.000 Per Kg
Tingkat harga tersebut mengalahkan harga pinang tingkat petani berkisar antara Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kg.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Yusmadi
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Buah mengkudu alias boh kuemuedee tersedia dalam jumlah besar di kawasan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Tanaman ini tidak dikembangkan secara khusus, melainkan hampir seluruhnya tumbuh liar di semak-semak.
Seperti semak lokasi bantaran sungai atau tumbuh tumpang sari dalam areal perkebunan dan area pantai laut.
Sayangnya, karena tidak punya nilai ekonomis ditambah aromanya yang pesing, terutama buah yang telah masak, buah mengkudu terbuang begitu saja.
Ya, paling-paling dimanfaatkan warga dalam jumlah sangat terbatas sebagai obat yang diyakini bisa menyambuhkan beberapa penyakit, antara lain penyakit asam urat.
Kini datang kabar gembira bahwa buah mengkudu mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Pedagang hasil bumi di Kabupaten Abdya, bersedia menampung mengkudu kering dengan tingkat harga sangat lumayan mencapai Rp 18.000 per kilogram (Kg).
Baca: Harga Pinang Capai Rp 16 Ribu/Kg
Tingkat harga tersebut mengalahkan harga pinang tingkat petani berkisar antara Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kg.
Adalah Toke H Adnan, salah seorang pedagang hasil bumi asal Abdya yang menetap di Medan kepada Serambinews.com di Blangpidie, Jumat (5/10/2018) mengatakan, ia bersedia menampung mengkudu yang telah dikeringkan seharga Rp 18.000 per kg.
“Di Medan, mulai kita tampung mengkudu kering. Kita sedang mencari pedagang pengumpul mengkudu di Abdya,” katanya.
Di Medan buah mengkudu disebut buah pace atau boh keumudee kalau di Aceh, diiris-iris dengan ketebalan 1 sampai 1,5 cm, kemudian dijemur beberapa hari.
Pengalaman petani yang sudah melakoni, 7 kg buah mengkudu basah setelah dikeringkan didapat 1 kg mengkudu kering.
Baca: Harga Cokelat di Galus Rp 18.000/Kg
H Adnan, pedagang asal Kuala Batee itu menjelaskan buah mengkudu kering sekarang ini menjadi salah satu komoditi ekspor yang menguntungkan petani.
“Negara yang menampung mengkudu kering adalah Korea Selatan,” katanya.
Mengkudu kering, kemudian diolah sebagai bahan baku menuman teh atau bahan baku obat.
Dia optimis buah mengkudu mampu memberikan penghasilan mengiurkan bagi warga Abdya.
Sebab, buah mengkudu di Abdya melimpah dari pohon yang tumpuh secara liar, terutam mengkudui yang tumbuh lair di sepanjang Pantai Bali sampai Rubek Meupayong, Kecamatan Susoh. (*)