Kerajinan Enceng Gondok Binaan UIN Dipamer di Malang
Kerajinan dari enceng gondok hasil Kegiatan Usaha Produktif (KUP) binaan UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
BANDA ACEH - Kerajinan dari enceng gondok hasil Kegiatan Usaha Produktif (KUP) binaan UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, dipamer dalam rangkaian acara the 3rdInternational Conference on University Community Engagement (ICON UCE) di UIN Malang, Jawa Tengah, Selasa dan Rabu, 9-10 Oktober 2018. Bahkan Menteri Agama (Menag), Lukmanul Hakim Saifuddin, seusai membuka acara ini sempat melihat berbagai produk dari enceng gondok itu, seperti kursi, meja, tas, kursi santai, ambal, dan sajadah.
Dosen UIN Ar-Raniry, Lukman Ibrahim, yang ikut dalam acara ini menyampaikan hal tersebut lewat siaran pers kepada Serambi kemarin. Menurutnya even ICON UCE ini adalah agenda tetap Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) yang tahun ini diadakan di UIN Malang. Dalam even di Malang ini, dipamer berbagai produk masyakarat dampingan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), unit-unit kerja PTKI, dan organisasi mahasiswa PTKI se-Indonesia.
“Nah, UIN Ar-Raniry menampilkan berbagai produk kerajinan dari enceng gondok. Produk ini karya dari KUP binaan UIN Ar-Raniry yang dulu disponsori penuh Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (Kompak) pada 2016-2017. Kegiatan ini di bawah Program Universitas Membangun Desa (UMD) melalui Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) inovatif-tematik di tiga gampong termiskin di Aceh, yakni di Kecamatan Arangan Lambalek (Arlamba), Aceh Barat. Kompak adalah lembaga kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia,” kata Lukman.
Lukman menambahkan setelah 2017, Program KUP binaan UIN Ar-Raniry untuk perajin berbagai produk enceng gondok itu tak disponsori penuh lagi oleh Kompak, namun didukung Pemerintah Aceh melalui Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TKP2K) Aceh, Baitul Mal, SKPA terkait, dan Pemkab Aceh Barat.
Sedangkan seusai pembukaan even ICON UCE dua hari lalu, kata Lukman, Menag, Lukmanul Hakim Saifuddin, tampak menghabiskan waktu lama di Stan Kompak. Ia berbicara dengan Cut Afni. Kepada perempuan perajin KUP Arlamba itu, Menag menanyakan proses produksi berbagai kerajinan dari enceng gondok tersebut.
“Sebelum meninggalkan stan Kompak, Pak Lukmanul Hakim berpesan kepada kami agar proses produksi kerajinan enceng gondok di Aceh Barat didampingi terus sampai mereka benar-benar mandiri. Selain itu, beliau juga berpesan agar terus mendorong diadopsinya pola KPM seperti itu kepada PTKI lain, bahkan kepada PT di luar PTKI. Selain itu, memperluas pola pendampingan seperti itu ke desa-desa lain se-Aceh,” kata Lukman mengutip pesan Menag.
Lukman menambahkan dalam acara itu dirinya juga menjadi narasumber bersama dosen UIN Ar-Raniry lainnya, Prof Eka Sri Mulyani. Keduanya diundang oleh Kompak Pusat mewakili salah satu kampus yang menjalankan Program UMD. Sedangkan dari Kompak turut hadir saat acara ini antara lain Citra Aulia dan Azwar. (sal)