Mantan Pejuang MILF Filipina Studi Banding ke Darul Ihsan
Sebanyak 25 mantan pejuang Moro Islamic Liberation Front (MILF) Mindanao, Filipina dan beberapa perwakilan
BANDA ACEH - Sebanyak 25 mantan pejuang Moro Islamic Liberation Front (MILF) Mindanao, Filipina dan beberapa perwakilan dari United Nations Development Programs (UNDP) serta dari Dinas Syariat Islam Aceh berkunjung ke Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee, Siem, Darussalam, Aceh Besar, Selasa (23/10).
Kedatangan mereka untuk mempelajari kurikulum pelajaran agama Islam berbasis pesantren yang bersih dari paham radikalisme. Tampak hadir ke dayah tersebut antara lain, Ketua MILF, Abu Nawas, Ketua Rombongan MILF, Abdul Qadir Jailani, dan Konsultan sekaligus Mediator UNDP, Shadia Marhaban.
Rombongan disambut oleh Pimpinan Dayah Darul Ihsan, Tgk Muhammad Faisal MAg dan para dewan guru. Tgk Faisal menyampaikan terimakasih kepada MILF dan UNDP yang telah memilih Dayah Darul Ihsan sebagai tempat studi banding.
Dalam pertemuan itu, Tgk Faisal dan Tgk Muakhir Zakaria memaparkan tentang kurikulum dan mazhab fikih dan akidah yang diajarkan di Darul Ihsan. Menurut Tgk Faisal, kurikulum yang diterapkan di dayahnya menganut mazhab ahlusunnah wal jamaah yang moderat (wasathiyah).
“Para santri dituntut untuk belajar ilmu agama, mulai dari akidah, fikih, akhlak, hadist, tafsir Quran, dan seluruh ilmu pendukung (ilmu alat). Termasuk balaghah, nahwu, dan saraf,” jelas Tgk Faisal kepada rombongan.
Ketua Rombongan MILF, Abdul Qadir Jailani menyampaikan mazhab yang dianut pihaknya sama dengan yang diterapkan di Dayah Darul Ihsan. Yusuf Sayid, seorang rombongan MILF mengaku tertarik dengan konsep pembelajaran di Darul Ihsan dan ia menyampaikan akan mengirim calon siswa dari Moro untuk belajar di Darul Ihsan.
Pertemuan itu kemudian diakhiri dengan tinjauan ke berbagai kelas untuk menyaksikan bagaimana proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selanjutnya rombongan foto bersama di depan gedung Yayasan Tgk Hasan Krueng Kalee. (mas)