Recep Tayyip Erdogan: Kami Masih Punya Bukti Pembunuhan Jamal Khashoggi
Erdogan menjelaskan, ketua jaksa penuntut bakal berdiskusi dengan otoritas Turki seputar perkembangan kasus Khashoggi.
SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengemukakan penyelidiknya telah membagikan bukti pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.
Diwartakan AFP Jumat (26/10/2018), Erdogan menuturkan Turki telah membagikan bukti baik kepada Saudi maupun Amerika Serikat (AS).
Meski begitu, dia menuturkan bukan berarti Turki sudah tak mempunyai bukti.
"Kami masih memilikinya. Kami punya waktu untuk mengungkap," tegasnya.
Sebelum Dibunuh Presiden dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu berujar Kepala Jaksa Penuntut Saudi bakal berkunjung ke Turki Minggu (28/10/2018).
Erdogan menjelaskan, ketua jaksa penuntut bakal berdiskusi dengan otoritas Turki seputar perkembangan kasus Khashoggi.
Pemimpin yang berkuasa sejak 2003 itu mendesak Riyadh untuk mengungkap siapa dalang pembunuh Khashoggi, maupun di mana potongan tubuhnya disembunyikan.
Dia juga menjelaskan ke-18 orang yang disebut Saudi telah ditangkap mengetahui siapa otak di balik pembunuhan kontributor The Washington Post tersebut.
Baca: Hoaks Surat Panggilan Kapolri sebagai Tersangka Korupsi di KPK, Polisi Buru Pelakunya
Baca: Beredar Pesan Berantai tentang Isu Percobaan Penculikan Anak di Subulussalam
Dia juga mendesak Saudi untuk mengungkapkan siapa kolaborator lokal Turki yang membantu menghilangkan jenazah jurnalis berusia 59 tahun tersebut.
"Jika tak melakukannya, maka Aarab Saudi bakal seterusnya menjadi pihak yang paling dicurigai," tutur presiden berusia 64 tahun tersebut.
Khashoggi dilaporkan menghilang ketika mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz, di Konsulat Saudi di Istanbul 2 Oktober lalu.
Awalnya Saudi bersikukuh Khashoggi telah keluar dari gedung.
Namun, pekan lalu, mereka akhirnya mengakui bahwa dia tewas dalam pertikaian.
Sejumlah media Turki dan dunia memberitakan Khashoggi dibunuh oleh 15 orang, dengan jenazahnya dimutilasi dan dilenyapkan menggunakan cairan asam.
Dalam pidatonya Selasa (23/10/2018), Erdogan mengumumkan Khashoggi merupakan korban dari pembunuhan berencana yang kejam.