Fakta Terbaru Pasca Pembunuhan Pekerja di Papua, Buat Surat ke Jokowi Hingga Tanggapan Istana
Usai melakukan pembantaian terhadap 19 pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua, kini KKB mengeluarkan surat terbuka yang ditujukan pada Presiden
SERAMBINEWS.COM - Pemerintah kirim 154 personel gabungan dari TNI dan Polri pasca pembunuhan pekerja yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di jembatan distrik Yigi, Nduga, Papua.
Tambahan personel ini akan ditempatkan di berbagai lokasi yang rawan terjadinya penyerangan oleh KKB.
Mereka akan memulihkan tanah Papua dan mengawal proyek infrastruktur sehingga pembangunan tetap berjalan.
"Masyarakat Papua butuh keamanan dan kenyamanan. Pemerintah berupaya untuk memulihkan keamanan dan kenyamanan di sana," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/12/2018) dikutip dari Kompas.com.
Namun, hal tersebut membuat pihak OPM semakin berani untuk menyuarakan keinginan mereka.
Baca: Kirim Surat Terbuka ke Jokowi, Kelompok Bersenjata Papua: Tuan Presiden, Perang Tidak Akan Berhenti
Baca: Operasi Clandestine Kopassus, Pernah Menyusup ke Dalam Organisasi GAM Tanpa Ketahuan
Usai melakukan pembantaian terhadap 19 pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua, kini KKB mengeluarkan surat terbuka yang ditujukan pada Presiden Republik Indonesia.
Para pelaku pembunuhan terhadap 19 pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua, bersembunyi di hutan-hutan, dan masih terus dikejar dan dilacak, kata juru bicara Kodam Cendrawasih, Kolonel Muhammad Aidi.
Berikut fakta terbaru OPM dilansir Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Buat Surat Terbuka
Seminggu berlalu usai peristiwa penyerangan yang tewaskan sejumlah pekerja tersebut, pada 10 Desember 2018, tepat di Hari HAM Sedunia, pihak KKB Papua menyerukan surat terbuka mereka.
Surat tersebut berisi pernyataan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Surat terbuka KKB tersebut ditunjukan kepada Presiden Republik Indonesia Jokowi di Jakarta.
Hal ini seperti dikutip dari akun YouTube Sekretariat Pusat TPNOPM yang mengunggah sebuah video pada 10 Desember 2018.
Dalam video berdurasi 7 menit 59 detik itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, didampingi oleh Staf umum TPNPB.
Baca: Bayi Ikut Ibunya Mendekam dalam Penjara, Ketua Fraksi Partai Aceh DPRA Minta Penangguhan Penahanan
Baca: Tak Hanya Kafe, Kini Game PUBG juga Dijadikan Tema Pemotretan yang Unik
"Surat terbuka,
