Lagi, Banjir Landa Subulussalam
Hujan deras yang mengguyur Kota Subulussalam, dalam sepekan terakhir, kembali memicu terjadinya banjir
* Tiga Desa di Sultan Daulat Terendam
SUBULUSSALAM - Hujan deras yang mengguyur Kota Subulussalam, dalam sepekan terakhir, kembali memicu terjadinya banjir daerah tersebut. Eksesnya, tiga desa yang berada dalam daerah aliran sungai (DAS) Souraya di Kecamatan Sultan Daulat yakni, Desa Sigrun, Jabi-Jabi, dan Suka Maju pun kembali terendam.
“Hujan turun terus sehingga Sungai Souraya kembali meluap kembali dan membanjiri desa kami,” kata Kandong Maha, Ketua Ikatan Pemuda Kecamatan Sultan Daulat (Ikapas) yang juga merupakan salah seorang warga Desa Sigrun kepada Serambi, Kamis (13/12). Menurut Andong--sapaan akrab Kandong Maha, ketinggian banjir yang menggenangi permukiman penduduk bervariasi antara setinggi lutut hingga mencapai pinggang orang dewa. Rumah warga yang terendam pun berbeda, ada yang cuma sampai halaman, tapi ada juga yang telah masuk ke dalam rumah.
Ketiga desa yaitu Sigrun, Jabi-Jabi, serta Suka Maju, ucap Andong, memang biasa menjadi langganan banjir di Kecamatan Sultan Daulat, khususnya saat musim hujan. “Pada akhir tahun lalu, ketiga desa itu juga dihantam banjir besar hingga membuat ratusan penduduk terpaksa mengungsi,” ungkapnya.
Dibeberkan dia, banjir di ketiga desa itu mulai naik, sejak pagi kemarin, dan kondisinya makin meninggi, hingga membuat beberapa rumah warga nyaris terendam. “Kami mulai cemas karena cuaca masih dilanda hujan, sehingga dikhawatirkan banjir makin cepat naik dan meluas,” ucap dia.
Dampak banjir, sebut Andong, mulai terasa di tiga lokasi lahan pertanian yakni Pasir Belo, Bawan, dan Lae Langge. Sebab, kawasan pertanian tersebut kini sudah tertutupi dengan banjir luapan. Bahkan, lanjut dia, salah satu warga yang sedang hajatan terpaksa menggelar pesta dalam genangan banjir. “Pesta perkawinan tersebut berlangsung dalam kondisi banjir, lantaran lokasinya berada di dekat bantaran Sungai Souraya yang sedang meluap,” tandasnya.
Sementara itu, erosi di sepanjang aliran Sungai Kluet yang berlokasi di Gampong Pulo Kambing, Kecamatan Kluet Utara, Aceh Selatan kian meluas dan meresahkan masyarakat setempat. Warga berharap Pemkab Aceh Selatan melalui dinas terkait untuk segera mencari solusi agar abrasi tidak terus meluas dan berlanjut.
“Kondisi yang sangat parah terjadi di Dusun Jaya, Gampong Pulo Kambing. Selain mengancam permukiman penduduk, erosi tersebut juga sudah mengancam tempat pemakaman umum (TPU). Jarak dengan rumah warga dengan bantaran sungai pun kini hanya sekitar 15-20 meter lagi,” kata Taufik Zain, salah seorang tokoh masyarakat Gampong Pulo kepada Serambi, Kamis (13/12).
Karenanya, pinta Taufik, mereka sangat berharap perhatian Pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Selatan untuk segera mengatasi erosi Sungai Kluet yang kian hari terus mengancam permukiman penduduk.
“Apalagi musim hujan seperti saat ini, tentu masyarakat yang tinggal di pinggir sungai sangat resah dan merasa terancam. Sebab, arus Sungai Kluet terus mengikis sepanjang bantaran sungai itu. Jika ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin permukiman warga akan lenyap dihantam erosi,” papar dia.
Taufik Zain yang turut didampingi Keuchik Pulo Kambing, Kiyaruddin bersama beberapa tokoh masyarakat dan pemuda setempat mengungkapkan, bahwa usulan penanganan erosi sungai tersebut sudah lama disampaikan kepada pemerintah melalui dinas terkait, namun hingga kini belum ditindaklanjuti.
“Karenanya, kami sangat mengharapkan pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk dapat segera turun ke lokasi. Kami yakin, setelah melihat langsung tentunya akan ada tindakan darurat untuk mengatasi permasalahan ini,” pungkasnya.(tz)