Hampir Sebulan, Tiga Nelayan Ulee Lhee Dilaporkan Hilang saat Melaut Menggunakan KMP Mata Ranjau-03
Beberapa hari lalu ada masuk nomor telepon yang berasal dari Maladewa atau Maldives ke seorang nelayan Ulee Lheue
Penulis: Misran Asri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Hampir sebulan, terhitung 18 Maret 2019 sampai 13 April 2019, tiga nelayan warga Gampong Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh yang berangkat dari Dermaga Teupin Ulee Lheu, untuk melaut menggunakan Kapal Motor (KM) Mata Ranjau-03, belum kembali.
Ketiga nelayan yang dilaporkan hilang dan putus kontak sampai dengan hari ini bernama Dendy sebagai pawang KM Mata Ranjau, seorang rekannya yang biasa dipanggil Ngoh, serta seorang lainnya yang tidak diketahui namanya.
Informasi tersebut pertama kali disampaikan Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh, Miftah Cut Adek kepada Serambinews.com.
Menurut Miftah, sejauh ini Panglima Laot Aceh telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk Basarnas Kantor Banda Aceh, begitu mendapat informasi terkait hilangnya tiga nelayan tersebut.
“Beberapa hari lalu ada masuk nomor telepon yang berasal dari Maladewa atau Maldives ke seorang nelayan Ulee Lheue,” kata Miftah.
Baca: Kerap Tolak Pinjaman dari China, Mahathir Justru Setuju Proyek Kereta Cepat yang Dibiayai China
Baca: Hasil Semifinal Singapore Open 2019 - Anthony Ginting ke Final Usai Tumbangkan Juara Bertahan
Baca: Bawaslu Pidie Imbau Masa Tenang Dilarang Kampanye
Selanjutnya nomor telepon yang masuk tersebut dicek ke Basarnas dan diketahui nomor tersebut berasal dari Maladewa, yang merupakan sebuah negara di sebelah selatan-barat daya India atau sekitar 700 Km sebelah barat daya Sri Lanka.
“Tapi, setelah kita hubungi kembali nomor telepon itu sudah tidak tersambung,” ungkap Miftah.
Sementara Sekretaris Panglima Laot Lhok Kuala Cangkoi Ulee Lheue, Rizal yang dihubungi Serambinews.com, Sabtu (13/4/2019) mengatakan Dendy sebagai Pawang bersama dua rekannya yang menggunakan KM Mata Ranjau-03 berukuran 6 gross ton (GT) warna hijau muda tersebut sudah tidak dapat dihubungi melalui radio all band yang terpasang di boat yang dinaiki ketiga nelayan itu.
“Di samping ada GPS, boat yang ditumpangi tiga nelayan itu juga dilengkapi radio all ben. Jadi, itu standar yang kami sarankan bagi seluruh nelayan yang ingin melaut lebih dari 200 mil. Karena, kalau terjadi apa-apa, misalnya kerusakan mesin, mudah untuk kita lacak. Tapi, sampai dengan hari ini radio all ben di boat yang ditumpangi ketiga nelayan kita itu sudah tidak dapat dihubungi,” ujarnya.
Pun demikian, ungkap Rizal, pihaknya menaruh harapan besar ketiga nelayan Ulee Lheue itu dalam keadaan sehat dan tidak terjadi apa-apa dengan mereka.
“Kami juga sudah menginformasi ke seluruh nelayan masalah hal ini. Harapan kami, ketiga nelayan kita itu baik-baik saja,” ungkap Rizal.(*)