Permintaan Timun Suri di Pidie Jaya Selama Ramadan Meningkat, Ini Lokasi Penghasilnya

Di Pidie Jaya, kawasan utama penghasil timun ini adalah Kemukiman Paru Kecamatan Bandarbaru.

Penulis: Abdullah Gani | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/ABDULLAH GANI
Di Pidie Jaya, kawasan utama penghasil timun ini adalah Kemukiman Paru Kecamatan Bandarbaru. 

Laporan Abdullah Gani I Pidie Jaya

SERAMBINEWS,COM.MEUREUDU - Cuaca cerah apalagi pada Ramadan seperti sekarang ini tentu berpeluang baik bagi petani tanaman hortikultura khususnya buah-buahan.

Dari sederetan jenis buah-buahan yang dijual di pasar, timun suri (bahasa Aceh disebut timon wah----red) tergolong laku keras.

Karena timun ini diminati warga, sehingga penanaman dilakukan sekitar dua bulan sebelum Ramadan atau dengan kata lain, diupayakan awal puasa mulai panen.

Di Pidie Jaya, kawasan utama penghasil timun ini adalah Kemukiman Paru Kecamatan Bandarbaru.

Selain timun suri juga orang menyebut timon gapu, Paru juga penghasil timun Aceh.

Kedua musim panen jenis timun ini terkadang dipasok hingga ke beberapa kabupaten tetangga bahkan hingga ke Banda Aceh.

Baca: Lebih Tajir dari Prabowo, Ini Penampakan Rumah Mewah Bergaya Klasik Milik Sandiga Uno

Baca: Hanafi Rais Urutan Kedua Suara Terbanyak, Ini 8 Caleg yang Lolos ke Senayan dari Dapil DIY

Baca: Hasil Otopsi Ungkap Vera Disiksa Sebelum Dimutilasi, Ada Sidik Jari Mantan Pacarnya Oknum TNI

Sumber Serambinews,com pada Dinas Pertanian Pangan (Distanpang) setempat menyebutkan, saat ini luas tanaman suri di Bandarbaru kurang lebih 10 hektare yang tersebar di beberapa gampong.

Yang terluas adalah Gampongh Paru Cot dan Paru Keude.
Di Paru Cot, penanaman terluas (sekitar 3 hektare) adalah di lahan Balai Benih Utama Palawija dan Hortiklultura.

Kompleks ini sudah menjadi langganan petani dalam mengembangkan timun suri.

Sementara lainnya menyebar di beberapa gampong lain.
Salah seorang petani disana kepada Serambinews.com menuturkan, mereka menanam timun suri di lahan milik pemerintah sudah bertahun-tahun dan sama sekali tidak dipungut sewa.

Timun ini mulai panen pada umur 56 hari dan berlanjut hingga 20 hari atau tiga pekan berikutnya.

Harga jual kepada pedagang bervariasi atau menurut ukuran.
Tapi rata-rata Rp 10.000 per buah.

Azwar, salah seorang pedagang, Minggu (12/5/2019) menyebutkan, timun yang dibeli di Paru selanjutnya dijual ke gampong-gampong seharga Rp 15.000/buah.

Permintaan buah segar ini belakangan tergolong lumayan.

Hal itu didukung oleh cuaca yang cerah. Amatan Serambinews.com, beberapa ibu bersama anggota keluarganya dengan wajah ceria memanen timun suri.

Petani tak repot-repot menjual ke pasar karena didatangi langsung pedagang ke kebun.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved