Kupi Beungoh
Menjalani Ramadan di Kashmir di Tengah Musim Dingin yang Indah dan Nikmatnya Secangkir Babrebuel
Pernah pengalaman Aijaz Bhay membawa keponakan ke masjid dan ketika jamaah sujud, dia berteriak "why everyone is die" kenapa semua orang di sini menin
Oleh Zatin Abdullah *)
KASHMIR adalah syurganya Asia yang menjadi daya pikat wisatawan karena pemandangnnya yang indah.
Begitu juga sambutan masyarakatnya begitu terbuka kepada pendatang, khususnya yang beragama Islam. Mereka menyambutnya seperti saudara sendiri.
Ini adalah kedua kalinya saya mengunjungi Kashmir bertepatan dengan Bulan Ramadan. Sehingga saya bisa merasakan langsung suasana berpuasa di Kashmir dan cara masyarakat Kashmir menyambut Ramadan.

Ketika kendaraan yang kami tumpangan dari Jammu yang menempuh waktu sekitar 13 jam sampai di Kashmir, waktu sudah menunjukkan pukul 21.00.
Bersamaan dengan datangnya waktu shalat isya, terlihat di sepanjang jalan laki-laki menuju masjid, tidak tampak ada perempuan.
Pemandangan ini sangat bebeda dengan Aceh dimana jamaah perempuan ramai ke masjid.
Baca: Menikmati Timphan di Taiwan dan Kerinduan Masakan Ibu di Hari Meugang
Baca: Ramadhan Tiba, Jangan Terkejut, Tapi Persiapkan Diri Secara Matang
Baca: Mengapa Erdogan Menang di Wilayah Kurdi?
Saya tidak tahu apakah ini bagian dari tradisi di Kashmir?
Setelah sampai di penginapan, kami disambut layaknya saudara.
Petugas hotel menyuguhi kami teh khas Kashmir dan makanan hangat.
Berpuasa di Kashmir dimulai pukul 4.00 pagi dan berbuka pada pukul 7.30 sore.
Sebagaimana di Banda Aceh berbuka puasa di Kashmir diawali dengan kurma dan minuman manis khas Kashmir yang namanya Babrebuel.
Minuman ini diracik dari susu, kelapa tua yang diiris, potongan kurma dan biji basil.
Selain itu juga ada halwa dan sevaya sheer.
Rasanya khas dan belum pernah saya coba sebelumnya. Maka saya menanyakan kepada Baba (sebutan untuk bapak-bapak) bagaimana cara membuatnya.