Penyair Singapura Datuk Yatiman Yusof Kagumi Kebangkitan Aceh Pasca Tsunami
Penyair Singapura Datuk Yatiman Yusfof memuji keuletan dan semangat masyarakat Aceh yang begitu cepat bangkit setelah peristiwa tsunami 2004...
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Penyair Singapura Datuk Yatiman Yusof Kagumi Kebangkitan Aceh Pasca Tsunami
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Penyair Singapura Datuk Yatiman Yusfof memuji keuletan dan semangat masyarakat Aceh yang begitu cepat bangkit setelah peristiwa tsunami 2004.
"Saya kagum dengan orang Aceh. Saya detang ke Aceh tahun lalu, melihat kebangkitan setelah tsunami. Saya tidak lagi menemukan jejak-jejak kekelaman masa tsunami," kata Datuk Yatiman yang hadir sebagai peserta Pertemuan Penyair Nusantara XI (PPN XI), 28-30 Juni 2019.
Penyair Yatiman pertama kali datang ke Aceh pada 1980, mewakili Departemen Luar Negeri Singapura dalam rangka peresmian salah satu pabrik di Lhokseumawe. Kunjungan berikutnya membawa bantuan pada peristiwa tsunami 2004 dari Singapura.
Ketika itu ia mendapati Banda Aceh sangat hancur akibat terjangan tsunami.
Kunjungan kedua pada 2007, Yatiman memimpin delegasi pemuka-pemuka berbagai agama ke Aceh masih dalam rangkaian rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami.
Kunjungan ketiga, tahun silam. Ia datang ke Sabang. Khusus berwisata mancing. Yatiman mengaku kaget dan kagum menyaksikan wajah Aceh yang baru.
Baca: Kejadian Horor saat Syuting Film Annabelle Comes Home, Bintang Filmnya Tiba-tiba Berdarah-darah!
Baca: Polres Aceh Utara Kembali Bangun Rumah Duafa dan Balai Pengajian
Baca: Produk Khas Aceh Mejeng di Gebyar Wisata Budaya Nusantara
"Luar biasa, Aceh sudah pulih dan jauh berubah sangat pesat setelah tsunami," kata Datuk Yatiman.
Penyair Singapura berusia 73 tahun ini, hadir ke PPN bersama penyair Jamal Tukimin dan sejumlah penyair Singapura lainnya.
Yatiman telah menerbitkan tiga buku kumpulan puisi. Ia sebelumnya bekerja di Departemen Luar Negeri dan Departemen Informasi Singapura. Pensiun 13 tahun silam, dan sejak itu ia menekuni dunia kepenyairan secara intensif.
Berbagai acara sastra ia hadiri di sejumlah tempat, termasuk Garut Jawa Barat, Banda Neira, Jawa Timur dan Kudus Jawa Tengah. Ia juga sempat berkarir sebagai guru dan wartawan di negaranya.(*)