Jembatan Penghubung Singkohor-Subulussalam Hancur Diterjang Banjir, Pengendara Terobos Sungai
Sudah tiga tahun jembatan penghubung Singkohor-Subulussalam di Desa Lae Sipola, Aceh Singkil, hancur diterjang banjir
SINGKIL - Sudah tiga tahun jembatan penghubung Singkohor-Subulussalam di Desa Lae Sipola, Aceh Singkil, hancur diterjang banjir bandang. Namun, jembatan yang menjadi jalur lintasan truk pengangkut crude palm oil (CPO) itu tak kunjung diperbaiki. Tak pelak, kondisi ini memaksa pengendara yang enggan memutar memilih menerobos sungai untuk menyeberang. Hanya saja, hal itu cuma bisa dilakukan jika sedang musim kemarau.
Dampak lainnya, truk tangki pengangkut CPO dengan tujuan Medan, Sumatera Utara yang kerap melintasi rute itu harus memutar lebih jauh melalui Rimo, Gunung Meriah. Efeknya, jalan Gunung Meriah-Singkohor pun hancur karena kelas jalan tidak sebanding dengan bobot kendaraan yang melintas.
Demikian juga dengan warga Kecamatan Singkohor dan Kecamatan Kota Baharu yang mau tak mau mesti melewati Gunung Meriah jika hendak ke Subulussalam. Tentu saja ini menambah biaya dan waktu lantaran jaraknya lebih jauh.
Berdasarkan pantauan, Jumat (26/7), struktur jembatan itu masih tampak hancur seperti saat diterjang banjir bandang pada 31 Januari 2016 lalu. Di lokasi, sama sekali tidak ada tanda-tanda akan dilakukan perbaikan. “Jembatan ini memang belum diperbaiki,” kata Wanhar, warga Singkohor.
Akibat tak ada jembatan, sejumlah kendaraan ada yang nekat melewati sungai. Hanya saja, hal itu cuma bisa dilakukan ketika musim kemarau. Sedangkan jika masuk musim penghujan, praktis tidak bisa dilewati karena sungai penuh air. Bahkan, pengendara sepeda motor yang nekat melintas saat volume air sungai meningkat, kerap terjatuh. “Ada yang maksa lewat saat air besar, terjatuh dia. Keretanya (sepeda motor) mati, terpaksalah didorong, mana jauh pula dari kampung,” ujar Salim, warga yang Serambi jumpai di dekat jembatan.
Keberadaan jalan Singkohor-Subulussalam tersebut sangat penting, menyusul tumbuhnya industri kelapa sawit di kawasan Singkohor. Pada Kecamatan itu saat ini telah berdiri dua pabrik kelapa sawit, namun tidak didukung prasarana jalan memadai yang menjadi tanggung jawab pemerintah.(de)