Massa Desak DPRK Makzulkan Bupati Simeulue, Terkait Beredarnya Video Pribadi

Massa yang menamakan dirinya aliansi Gerakan Masyarakat Antipejabat Amoral (Gempar) menggelar aksi unjuk rasa damai

Editor: bakri
SERAMBI/SARI MULIYASNO
Massa yang menamakan diri sebagai Aliansi Gerakan Masyarakat Antipejabat Amoral (Gempar) menggelar aksi unjuk rasa damai ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Simeulue, Senin (29/7). 

SINABANG - Massa yang menamakan dirinya aliansi Gerakan Masyarakat Antipejabat Amoral (Gempar) menggelar aksi unjuk rasa damai di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Simeulue, Senin (29/7). Salah satu yang mereka suarakan adalah agar DPRK memakzulkan Erli Hasyim dari jabatan Bupati Simeulue.

Para pengunjuk rasa menilai, video pribadi Erli Hasyim yang berakrab-akrab dengan seorang perempuan di sebuah ruangan merupakan perbuatan tidak terpuji dan tidak pantas dilakukan oleh seorang kepala daerah.

Lalu, massa yang membawa spanduk dan kertas karton bertuliskan: Masyarakat Simeulue sangat kecewa kepada Bupati Simeulue atas video yang kini viral. “Segera copot dari jabatannya!” pekik Geradin, pengunjuk rasa mewakili Kecamatan Salang.

Pengunjuk rasa yang mewakili kecamatan lainnya juga membacakan pernyataan sikap secara bergantian agar Bupati Simeulue dimakzulkan dari jabatannya, karena tidak pantas seorang kepala daerah berbuat seperti yang terekam di dalam video.

“Pertama, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada DPRK Simeulue karena telah membentuk pansus untuk mendalami kasus ini. Jadi, tidak ada alasan lagi DPRK tidak bekerja. Kami juga mau dengar kapan dilakukan sidang paripurna pemakzulan bupati,” tandas Kadri Amin yang disambut takbir oleh para pengunjuk rasa lainnya.

Pada kesempatan itu, Irawan Rudiono selaku Ketua Tim Pansus Kasus Video Bupati bentukan DPRK Simeulue ke luar dari gedung dewan menjumpai massa bersama pimpinan dan anggota dewan lainnya. Menurut Irawan, DPRK Simeulue telah menyatakan sikapnya menyangkut video pribadi yang sudah menyebar itu.

Adapun pernyataan sikap DPRK Simeulue yang dibacakan oleh ketua tim pansus, di antaranya adalah DPRK Simeulue prihatin dan menyesalkan perbuatan yang sangat tercela seperti terekam di dalam video tersebut.

Massa yang berkumpul di halaman Masjid Agung Kota Sinabang itu mulai bergerak ke lokasi sekitar pukul 10.40 WIB yang mendapat pengawalan ketat dari aparat keamanan di wilayah itu.

Trio Koordinator Gempar, Dafran Ucok, Zul Hamzah, dan Aziarudin tampak bergantian menyemangati massa hingga sampai di depan Gedung DPRK Simeulue yang berhadapan dengan pendopo bupati.

Orasi dari massa perwakilan kecamatan di Simeulue silih berganti untuk menyatakan sikap di hadapan belasan anggota DPRK Simeulue yang hadir menjumpai massa.

Untuk diketahui bahwa aksi Gempar di wilayah kepulauan itu dipicu beredarnya sebuah video pribadi Bupati Simeulue Erli Hasyim belum lama ini. Video itu tersebar melalui handphone seorang anggota DPRK Simeulue. Selain itu, DPRK Simeulue mendorong penegak hukum untuk memproses kasus tersebut baik hukum pidana maupun hukum jinayat serta membentuk tim pansus untuk memproses kasus itu sesuai perundang-undangan yang berlaku.

Terakhir, dalam pernyataan sikapnya DPRK Simeulue mengimbau masyarakat Simeulue agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan. “Pansus fokus terhadap kasus video, belum termasuk mengenai penyebar video karena itu ranahnya pihak berwajib,” tandas Irawan Rudiono.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bupati Simeulue Erli Hasyim saat ditanyai Serambi pascaberedarnya video itu mengakui bahwa figur di dalam video itu adalah dirinya bersama sang istri. Ia justru mempertanyakan kenapa hal itu dipersoalkan oleh DPRK atau pihak lainnya. “Iya, betul. Video itu saya bersama istri saya. Kok dipermasalahkan?” tanya Erli saat itu.

Sementara itu, Juru Bicara Bupati Simeulue, Dodi Juliardi Bas yang dikonfirmasi Serambi kemarin mengatakan belum dapat memberikan tanggapan terkait unjuk rasa Gempar yang mendesak DPRK agar memakzulkan Erli Hasyim dari jababan bupati. Soalnya, Dodi sedang berada di RSUD Simeulue menemani keluarganya yang masuk rumah sakit sejak beberapa hari lalu. “Belum dapat saya berikan tanggapan sekarang. Pertama, saya tidak mengikuti (jalannya unjuk rasa) dan saya sedang menemani abang di ICU rumah sakit. Atau bisa langsung konfirmasi sama Pak Sekda saja,” ujarnya bersaran.

Serambi yang coba menghubungi Sekretaris Daerah Simeulue, hingga berita ini ditulis belum tersambung. Aksi Gempar di Gedung DPRK Simeulue itu berlangsung damai. Saat massa beraksi, Bupati Erli Hasyim tidak berada di tempat, begitu juga Wakil Bupati Simeulue, Afridawati. Ia sedang berada di Banda Aceh mendampingi suaminya, Darmili yang kemarin resmi ditahan oleh Kejaksaan Tinggi Aceh dalam kasus dugaan korupsi. (sm)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved