Meulaboh-Beureunuen Dialih via Calang
Meski jalan Tangse, Pidie, kini lumpuh setelah dilanda banjir, Sabtu malam, tapi jalur transportasi darat Meulaboh-Tangse tetap lancar
“Untuk lintas Meulaboh-Beureunuen tetap normal, tapi kita harus menggunakan jalur Calang-Banda Aceh,” ujar Am, petugas loket minibus Arafah kepada Serambi di Terminal Bus Meulaboh, Minggu (26/2) kemarin.
Menurutnya, jumlah minibus L-300 yang biasanya melayani jalur Geumpang-Tangse dari Meulaboh ke Beureunuen, Pidie, hanya tiga unit. Berhubung, jalur itu kini lumpuh, terpaksa ditempuh jalur melingkar ke Calang yang jarak tempuhnya lebih lama dari bisaanya. Dari Meulaboh-Beureunuen biasanya enam jam, kini karena via Calang menjadi delapan jam. Ongkosnya juga bertambah. Bisanya Rp 80.000/orang, kini Rp 110.000/orang.
Diakuinya, jalur Geumpang/Tangse yang lumpuh itu pascatsunami merupakan jalan alternatif yang digunakan oleh penduduk pantai barat-selatan Aceh dari Banda Aceh atau sebaliknya. Akan tetapi, sejak ruas jalan yang dibangun USAID dan JICS Jepang rampung, maka awak L-300 maupun pemilik kendaraan pribadi mulai meninggalkan jalur Tangse. Mereka beralih ke jalan via Calang. Selain jarak tempuhnya lebih cepat, jalannya pun mulus, karena berstandar internasional.
Namun, kata Am, beberapa mobil L-300 tujuan Beureunuen Pidie masih tetap memanfaatkan jalan itu sebagai jalur transportasi. Am menambahkan bahwa akibat longsor di Tangse, mobil L-300 milik perusahaan Arafah, masih terjebak satu unit dari Beureunuen menuju Meulaboh. (riz)