Penembakan di Aceh
Kisah Popon setelah Janji HP tak Terwujud
REMAJA berusia 16 tahun itu bernama lengkap Teuku Muhammad Yasir yang sehari-harinya akrap dipanggil Popon
Popon merupakan satu-satunya korban selamat pada insiden pemberondongan mobil CRV BK 1808 JW di lintas nasional Banda Aceh-Medan, kawasan Desa Paya Rangkuluh, Kecamatan Kutablang, Bireuen, Rabu (16/5) dini hari. Hingga kemarin ia masih dirawat di RS Telaga Bunda Bireuen. Remaja yang mengalami keterbelakangan mental (tunagrahita) ini masih sangat trauma dan sulit bicara. Polisi belum memberi izin wartawan untuk mewawancarainya.
Pada Jumat (18/5) sore, Serambi berusaha mencari tahu bagaimana keseharian Popon. Namun rumahnya di Desa Blang Seupeng tutup karena orangtuanya dilaporkan sudah ke Bireuen. Penelusuran dilakukan ke Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLP) Bambi, tempat Popon bersekolah.
Teuku Muhammad Yasir lahir di Seupeng, 27 Juli 1996. Secara fisik, remaja ini terlihat normal dengan postur atletis. “Tinggi badannya sekitar 155 cm. Tidak gemuk tapi badannya padat,” kata Ulfa, seorang guru yang ditemui di Asrama SMPLB Bambi.
Ulfa didampingi sejumlah anak-anak lainnya penghuni asrama mengaku sangat terkejut ketika mendapat kabar Popon ditembak. “Syukurlah dia selamat. Kami berdoa dia cepat sembuh,” lanjut Ulfa menyiratkan kesedihan.
Kepala SMPLB Bambi, Drs Abdul Hadi dihubungi terpisah oleh Serambi, Jumat (18/5) sekitar pukul 18.00 WIB membenarkan Teuku Muhammad Yasir alias Popon adalah siswanya. Dia baru saja menyelesaikan Ujian Nasional (UN) awal Bulan Mei 2012.
Menurut Abdul Hadi, Popon termasuk siswa berprestasi sedang-sedang saja. Namun dibanding anak-anak lainnya, Popon tergolong penderita tunagrahita ringan. “Dia tampak normal, cuma daya pikirnya agak lemah,” ujar Abdul Hadi.
Keseharian di sekolah, Popon suka bertanya. Ia juga cakap dalam belajar dan tidak pernah ketinggalan. “Malah, jika ada pembelajaran tambahan khusus, dia dapat sekolah di SMP umum. Saat ini Popon sedang menunggu hasil UN,” kata Abdul Hadi.
Insiden pemberondongan yang terjadi Rabu dini hari itu membuat Popon trauma luar biasa. Insiden itu justru terjadi ketika hatinya sedang berbunga-bunga karena Cut Yetti yang akrab dipanggilnya Bunda Yetti membawanya jalan-jalan ke Lhokseumawe untuk beli HP. Ternyata, sebelum janji itu jadi kenyataan, ajal merenggut sang Bunda.(aya)