Tujuh Kandang Ayam Potong Roboh Dihantam Badai
Tujuh kandang ayam potong milik warga di Gampong Sukon, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Kamis (7/6) sekitar pukul 20.00 WIB roboh
“Kami terpaksa harus mulai dari awal membuat kandang membeli bibit ayam potong dan pakan. Da kini sudah kehabisan modal,”kata Abdussalam salah seorang peternak ayam potong kepada, Serambi Sabtu (9/6).
Menurutnya, ketujuh kandang tersebut masing-masing milik Alamsyah Adam (52), M Yusuf Hajat (50), Abdussalam (38), Abdurrahman (42) dan Jailani Ali (55). Setiap pengusaha ini mengaku mengalami kerugian besar setelah terkena bencana alam itu. Sebab, selain kandang ayam yang telah porak-poranda, juga anak yatim yang baru saja dimasukkan ikut mati.
“Karena sebagian kami telah memasukkan anak ayam potong dua minggu ke kandang. Sebagian anak ayam mati tertimpa material kandang saat badai terjadi,” katanya.
Kata Abdussalam, memelihara ayam potong telah ditekuninya selama dua tahun lebih. Menurutnya, usaha memelihara ayam pedaging itu harganya pasang surut. Namun, karena tidak adanya aktifitas lain warga disini terpaksa menekuni usaha ini, dengan harapan untuk bisa menghidupi keluarga. “Kami belum pernah menerima dana dari pemerintah untuk membangun usaha memelihara ayam ini. Tapi, sekarang kami sangat butuh untuk bisa membangunkan kembali usaha ini,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Pidie, Drh Anas, yang dihubungi Serambi kemarin menjelaskan, hasil peninjauan petugas di lapangan, bahwa kandang ayam potong yang rusak itu adalah milik M Yusuf yang ukuran kandang 6X20. Saat kandang dihantam badai kandang tersebut dalam kondisi kosong.
Selanjutnya, milik Abdussalam ukuran kandang 6X15, dengan jumlah ayam mati 200 ekor. Kandang Jailani dengan ukuran 6X10, jumlah ayam mati masih berumur satu minggu dan mati 250 ekor. Kemudian, kandang ukuran 6X10 milik Basiron dalam kondisi kosong. Terakhir kata Anas, tiga kandang masing-masing berukuran 6X15 milik Abdurrahman. Kandang tersebut juga dalam kondisi kosong.Pemilik kandang tersebut milik pribadi yang telah dirintis masyarakat dalam menjual unggas penghasil daging itu. Pun demikian kata Anas, pihak dinasnya ditindaklanjuti dengan melaporkan ke Diskeswannak Provinsi dan Bupati Pidie. “Artinya nanti kami akan membahas kembali nasib mereka yang menjadi korban badai itu,” kata Anas.(naz)