LIBaS
Bersungguh-Sungguh untuk Sukses
akankah kita mencari-cari alasan untuk gagal atau bertekad harus sukses?
MAU punya rumah besar seperti Istana? Naik turun mobil mewah dengan sopir yang siap mengantar ke mana saja kita pergi? Berjalan-jalan keliling dunia dan shopping di pusat perbelanjaan mewah di dunia?
Menjadi orang terkenal layaknya selebritis karena kesuksesan bisnis? Pergi haji bersama istri, orang tua dan bila perlu dengan orang
sekampung? Atau menyantuni ribuan anak yatim dan fakir miskin?
Lalu, bagaimana perasaan kita ketika anak dropp out gara-gara tidak sanggup bayar SPP? Ketika orang tua sakit namun kita tidak bisa
menolongnya karena kebutuhan sehari-hari kita pun masih kekurangan?
Rumah ditunggui penagih hutang setiap hari disertai ‘teror’ sms dan telepon menagih hutang kita? Atau rumah gelap gulita akibat listrik diputus PLN karena tunggakan rekening listrik tidak bisa dilunasi?
Kekhawatiran kita yang paling seram sekalipun akan tersingkir, dan impian liar yang selama ini kita anggap tidak mungkin pun akan menjadi mungkin, selama kita kerja keras, sabar dan konsisten hingga sukses.
Bahkan ketika kita menghadapi kesulitan sebenarnya sedang menuju sukses, sebagaimana firman Allah SWT:
Maka (tetapkanlah kepercayaanmu) bahwa sesungguhnya tiap-tiap kesulitan disertai kemudahan. (Sekali lagi ditegaskan) : bahwa sesungguhnya tiap-tiap kesulitan disertai kemudahan. (QS al-Insyirah ayat 5 - 6).
Apakah sukses itu hanya milik anak orang kaya atau penguasa? Jawabnya: ‘tidak’. Buktinya, siapa yang bisa membantah kekayaan Surya Paloh, putra Aceh yang sukses di bisnis media dan “si anak singkong” Chairul Tanjung?
Surya Paloh membangun kesuksesannya dimulai dari menjadi seorang wartawan, sedangkan Chairul Tanjung diawali dari berdagang
kecil-kecilan.
Lalu bagaimana dengan kita? Atau akankah kita mencari-cari alasan untuk gagal atau bertekad harus sukses?
Tulisan ini hanya sekadar inspirasi, sukses merupakan hadiah bagi siapa saja yang telah bersungguh-sungguh dalam berusaha.