PON Riau
Lagi, Atlet Aceh Sumbang Medali untuk Riau
Selain karateka putri Aceh, Asmaul Husna, yang menyumbang medali emas bagi kontingen Riau, ternyata di cabang balap
Dia adalah Nurwahyu Afriana, pembalap sepeda spesialis nomor MTB cross country. Pembalap sepeda beusia 19 tahun itu menyumbang medali, sebuah perak bagi kontingen ‘Lancang Kuning’.
Kepindahan Nurwahyu ke Riau, nyaris senasib dengan Asmaul Husna. Jika Husna hijrah karena tak dipakai Forki Aceh, Nurwahyu terpaksa meninggalkan Tanah Rencong menuju Bumi Lancang Kuning lantaran kecewa dengan pernyataan pengurus KONI Aceh di sebuah media massa yang menyatakan balap sepeda tak menjadi prioritas.
Pernyataan tersebut dibenarkan Sekretaris Umum Pengcab ISSI Aceh Tengah, Khalisuddin, kepada Serambi saat dihubungi dari Pekanbaru, kemarin.
Khalisuddin yang mengaku berada di Takengon, Aceh Tengah, mengatakan, selain Nurwahyu Afriana, ada dua atlet balap sepeda Aceh yang memperkuat kontingen Riau di PON XVIII, mereka adalah Isna Dewi dan Noviana.
“Ketiganya di PON XVIII memperkuat kontingen tuan rumah. Alhamdulillah, dari ketiganya, satu meraih medali perak, yaitu Nurwahyu Afriana dari nomor cross country,” kata Khalisuddin.
Menurut Ketua Komisi MTB dan BMX Pengprov ISSI Aceh tersebut, sebenarnya ada lima atlet yang dilirik daerah lain, baik Riau maupun Banten, ketika mereka mengikuti kejuaraan MTB Internasional di Lubuk Linggau, Sumatera Barat, 2010 lalu.
Satu diantaranya lima pembalap sepeda yang menjadi incaran adalah Fitri Diana. Namun Fitri bertahan di Aceh, sedangkan tiga lainnya, Nurwahyu, Isnadewi, dan Noviana, hijrah ke Riau.
“Saat kejuaraan MTB di Sabang tahun 2011, Nurwahyu sudah memperkuat Riau. Dari hasil kejuaraan, Nurwahyu meraih perak, sedangkan emas direbut Fitri Diana,” jelas Khalisuddin.
Karena prestasinya bagus, Fitri Diana tidak dilepas dan diplotkan memperkuat tim balap sepeda kontingen Aceh. Namun Fitri juga gagal memperkuat Aceh lantaran Pengprov ISSI gagal melakukan pendekatan dengan orangtua si atlet.
Ironisnya, kata Khalisuddin, setelah Nurwahyu pindah ke Riau, baru KONI Aceh membuka kran bahwa balap sepeda diikutsertakan ke ajang PON. Pengprov ISSI kemudian menyiapkan tiga atlet yaitu Fitri Diana, Syahrial Imam, dan Turistiwa.
Dari tiga atlet yang disiapkan, hanya Turistiwa yang turun di ajang PON membela Aceh. Fitri Diana tak ikut karena Pengprov ISSI tak mampu menyakinkan orangtua si atlet. Sedangkan Syahrial Imam karena persoalan sinkronisasi jadwal, dimana dia saat itu ikut tes STPDN.
“Syahrial Imam sempat dikirim Pengprov ISSI Aceh berlatih di Sumedang, Jawa Barat. Namun Syahrial tidak dilatih di nomor spesialisasinya, MTB Down Hill, melainkan dipersiapkan ke kelas road-race. Tapi terakhir, nama Syahrial Imam juga tak masuk dalam tim balap sepeda PON Aceh,” jelas Khalisuddin.
Ketua Pengprov ISSI Aceh, Amiruddin Usman Daroy, membenarkan adanya tiga pembalap sepeda Aceh yang hijrah ke Riau. Kepindahan mereka lantaran saat itu KONI Aceh tidak memasukkan balap sepeda.
“Kami terus mencoba untuk mendapatkan kouta ke PON. Belakangan baru diakomodir, itupun hanya tiga orang. Pengprov sendiri mengusulkan delapan orang,” jelas Amiruddin Daroy.(aji)
Saya tak Dilapori
SAYA mengaku tak tahu ada atlet balap sepeda Aceh yang hijrah ke Riau.
Sebab selama ini dia tak pernah dilapori oleh Pengprov ISSI Aceh maupun
pengurus KONI Aceh lainnya terkait persoalan itu.
Sampai saat ini saya tidak tahu kalau kita punya atlet balap sepeda yang
hijrah ke Riau. Kalau memang benar itu terjadi, sangat kita sayangkan.
Apalagi yang pindah itu atlet berprestasi. Terus terang saya tidak
mengetahuinya. Kalau benar, pantas kita kecewa. Masak atlet bagus kok
nggak kita pakai. Mereka malah dipakai provinsi lain. Ini sangat
menyedihkan.
* H Zainuddin Hamid, Ketua Umum KONI Aceh.(aji)
Target belum Tercapai
MESKI telah mempersembahkan medali perak bagi kontingen tuanrumah, Riau,
namun prestasi itu belumlah membanggakan bagi Nurwahyu Afriani.
Pembalap sepeda kontingen Riau asal Aceh itu mengaku menargetkan terbaik
di PON XVIII ini.
Namun di nomor spesialisasinya, cross country, Nurwahyu harus
berhadapan dengan jagoan Jawa Barat, Kusumawati Yajid, si juara SEA
Games 2011 lalu.
Terus terang, meski mampu mempersembahkan medali saya belum merasa puas.
Karena target saya kemarin adalah emas. Tapi pesaing saya merupakan
juara SEA Games. Namun begitu saya tetap mensyukuri hasil ini.
Selain untuk menambah pengalaman dan jam terbang, Nurwwahyu mengaku
terpaksa membela Riau, lantaran Aceh waktu itu tak memberi kesempatan
atlet balap sepeda Aceh untuk diikutsertakan ke PON.
Saya hijrah ke Riau lantaran Aceh tak memberi kesempatan kepada kami,
cabang balap sepeda. Sebagai atlet saya kan ingin menunjukkan prestasi.
Saya mulai membela Riau sejak kejuaraan di Sabang tahun 2011 lalu.
Usai PON saya konsentrasi ke beberapa kejuaraan seperti Kejurnas di
Sabang, Oktober mendatang, dan Kejurnas di Lubuk Linggau, November.
Selain kedua even saya juga akana mengikuti sejumlah kegiatan di
Jakarta.
* Nurwahyu Afriani, Pembalap sepeda asal Aceh.(aji)