PON Riau

Let Bugeh Minta Maaf

Ketua Umum KONI Aceh, Zainuddin Hamid, menyampaikan permohonan maafnya kepada Pemerintah dan rakyat Aceh

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Let Bugeh Minta Maaf
SERAMBI/IBRAHIM AJIE
PERAIH medali emas terjun payung nomor ketepatan mendarat beregu meneirma bonus dari Ketua Umum KONI Aceh, H Zainuddin Hamid, Kamis (20/9) di Hotel Cititel Pekanbaru.
* Gagal Perbaiki Peringkat Aceh di PON

PEKANBARU - Ketua Umum KONI Aceh, Zainuddin Hamid, menyampaikan permohonan maafnya kepada Pemerintah dan rakyat Aceh terkait gagalnya kontingen Tanah Rencong merebut 10 medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau. Kegagalan tersebut berdampak pada anjloknya peringkat Aceh di event olahraga empat tahunan itu.

Seperti diketahui, prestasi Aceh dalam multieven olahraga terbesar di Tanah Air tahun 2012 ini, cukup buruk. Betapa tidak, diguyur dana melimpah mencapai Rp 25 miliar, kontingen Aceh justru terpuruk di posisi 24 karena hanya mampu meraup tiga medali emas dari 10 emas yang ditargetkan.

Prestasi ini menurun jauh jika dibandingkan dengan prestasi pada PON XVI Palembang tahun 2004. Kala itu, hanya bermodalkan dana pas-pasan, Aceh berada di urutan ke-22 dengan enam medali emas, dua perak, dan lima perunggu.

Pada PON XVII Kalimantan Timur, empat tahun silam, kubu Tanah Rencong yang dibentengi dana belasan miliar, mampu meraih empat emas, empat perak, dan 10 perunggu dengan posisi 23. Sebaliknya, pada PON Riau ini, Aceh yang bergelimang dana justru prestasinya merosot karena cuma berada di peringkat 24 dengan tiga medali emas, lima perak, dan 18 perunggu. Ironisnya, posisi ini jauh meleset dari target semula yakni masuk peringkat 15 besar.

Permohonan maaf itu disampaikan Let Bugeh--sapaan akrab Zainuddin Hamid—kepada wartawan, usai pemberian bonus kepada atlet peraih medali dari cabang terjun payung, kempo, dan pencak silat, Kamis (20/9), di Hotel Cititel, Pekanbaru.

“Dengan tidak berhasilnya kita merebut 10 emas dan memperbaiki peringkat, dengan berjiwa besar saya menyampaikan permohonan maaf. Perjuangan sudah kita lakukan, hanya saja keberuntungan belum kita raih,” tandas Let Bugeh.

Meski gagal memenuhi target dan memperbaiki peringkat, namun Let Bugeh kembali menyatakan, bahwa pembinaan olahraga Aceh tidak gagal. Pasalnya, para peraih medali Aceh di PON Riau—khususnya peraih perunggu— merupakan atlet-atlet pemula.

“Mereka (atlet muda-red), masih memiliki kesempatan panjang untuk berprestasi. Kita berharap ke depan mereka bisa terus dibina, sehingga prestasi yang diharapkan bisa tercapai nantinya,” terang Let Bugeh.

Pada kesempatan itu, Let Bugeh juga menyatakan bahwa sedikitnya ada delapan atlet Aceh yang akan dipanggil untuk mengikuti Pelatnas Prima, sebagai persiapan menghadapi SEA Games Myanmar. Para atlet Aceh yang dipanggil ke Pelatnas, kata dia, adalah para peraih medali emas, perak, serta beberapa di antaranya peraih medali perunggu.

“Informasi yang kita terima sedikitnya ada delapan atlet. Prestasi tidak seperti yang kita inginkan adalah bukti sebuah kegagalan. Namun secara pembinaan, kita tidak gagal, karena atlet-atlet peraih medali, khususnya perunggu adalah atlet muda yang masih punya kesempatan pada PON mendatang,” tandas Let Bugeh.(aji)

Aceh Terpuruk, Desakan Mundur Mencuat
TERPURUKNYA prestasi kontingen Aceh pada PON XVIII di Pekanbaru, Riau, mengundang keprihatinan insan olahraga Tanah Rencong. Tak ingin dunia olahraga Aceh kian terbenam, para pelaku olahraga mendesak pengurus KONI dan Pengprov yang gagal untuk berjiwa besar dan mundur dari jabatannya.

“Tak cukup hanya dengan minta maaf, kalau memang mereka berjiwa besar, mundur lah. Karena ini sebagai bentuk pertanggungjawaban atas sebuah kegagalan. Bukan cuma pengurus KONI saja yang mundur, pengurus Pengprov yang gagal berprestasi, juga harus mundur,” tukas Syarwan Saleh, Pelatih Silat Aceh kepada Serambi, Kamis (20/9) sore.

Menurut dia, merosotnya raihan medali Aceh di PON Riau menjadi bukti sahih kalau pembinaan yang dilakukan KONI gagal. “Ini berarti mereka gagal menjalankan tugas. Jadi, sudah sepatutnya mereka mundur dan memberi kesempatan kepada pihak lain yang lebih mampu,” tandasnya. “Mundur itu lebih terhormat daripada mati-matian mempertahankan jabatan dengan mencari beragam alasan,” pungkas Syarwan Saleh.(pon)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved