PON Riau

Tiga Emas Rp 43,5 M

Dana melimpah ternyata belum menjamin Kontingen Aceh bisa sukses di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau yang berlangsung 9-20 September 2012

Editor: bakri

Berkat emas tunggal itu mengatrol posisi Aceh sehingga berada di posisi 25 atau satu tingkat di atas Sumbar sebagai juru kunci. Modal Kontingen Aceh di PON Surabaya Rp 3 miliar.

Prestasi Sumbar yang berada di posisi 1 dari bawah mencuatkan kecaman. Pengurus KONI Sumbar ternyata tahu diri. Buktinya, ada di antara mereka yang memilih mundur sebagai pertanggungjawaban moral kepada masyarakat Ranah Minang.

Sumbar ternyata belajar dari kegagalan itu. Tanpa ragu, seluruh elemen pelaku olahraga di sana bekerja keras untuk mengembalikan kejayaan. Hasilnya, Sumbar bisa memperlihatkan ketangguhan di arena Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Lampung pada Oktober 2003.

Setelah bertanding selama dua pekan, Sumbar finis di peringkat ke-2 di bawah tuanrumah Lampung. Sedangkan Aceh, waktu itu di posisi ke-5 dengan 15 medali emas. Malahan pada dua Porwil kemudian, Sumbar selalu sukses berada di atas Aceh.

Porwil 2007 di Medan, Sumatera Utara, Sumbar mampu menduduki posisi 3. Sedangkan Aceh harus terseok-seok di posisi ke-6 dari ambisi Pengurus KONI kala itu sebagai juara umum.

Pada Porwil 2011 di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Sumbar kembali mempertontonkan ketangguhan. Tim Urang Awak bisa berada di atas peringkat Aceh. Di tiga Porwil terakhir, Kontingen Aceh selalu kalah dari Sumbar. Sebuah kemajuan luar biasa, memang milik mereka.

Lalu, bagaimana di PON? Jujur saja, ketika Sumbar sudah merangsek ke posisi 15 besar nasional, Aceh masih terseok-seok di peringkat bawah bersama provinsi pemekaran, semisal Papua Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Memalukan, memang!

Di PON 2004 Palembang, Sumbar memperbaiki urutan ke nomor 21 dari posisi 26 di PON Surabaya. Jika Sumbar terus memperlihatkan tren positif saat pesta empat tahunan itu, sebaliknya Aceh terus merosot.

PON 2008 di Kaltim, Aceh turun ke posisi 23 dari 22 PON sebelumnya. Sedangkan Sumbar melejit menempati nomor 16 dari 21. Terakhir, PON Riau menjadi bukti sahih kalau Aceh makin ketinggalan dari Sumbar. Aceh finis di nomor 25, sebaliknya Sumbar mampu menembus peringkat 11.

Jujur saja, keberhasilan Sumbar baik di PON dan Porwil selama tiga kali berturut-turut tak lepas dari ketegasan Pengurus KONI mereka. Untuk berlaga di PON, Sumbar hanya memberangkatkan atlet yang sukses masuk empat besar di ajang Pra-PON. Sementara untuk Porwil, mereka hanya membawa atlet berperingkat satu dan dua.

Kisah paling anyar terjadi saat regu bola voli putra Sumbar sukses merebut tiket ke PON 2004 di Palembang. Meski lolos murni ternyata pengurus KONI setempat tak memberangkatkan mereka. Ya, mereka menilai tim bola voli kecil mendapat peluang medali jika menghadapi tim-tim di Pulau Jawa, semisal Jatim, Jabar, DKI, atau Jateng.

Sumbar sama sekali tidak memberikan peluang bagi atlet-atlet yang  lolos PON dengan tiket wild-card. Bagi Sumbar, atlet bertiket itu hanya sebagai pelengkap saja. Tentunya, atlet ini tak ada peluang untuk mempersembahkan medali. Bagi Sumbar, PON harga mati sebagai ajang prestasi. Mereka hanya membawa atlet dengan proyeksi medali emas.

Sumbar memang getol membina atlet serta memberikan kesempatan untuk bertanding di sejumlah even nasional. Strategi mereka mulai membuahkan hasil.

Lalu, bagaimana dengan Aceh? Sudah sepantasnya pelaku olahraga di daerah ini belajar dari kegagalan dan kebangkitan Sumbar. Jika memang ingin maju, tidak ada istilah pilih kasih. Rakyat ingin dana mereka ‘ditukar’ dengan prestasi yang sesuai. Bukan, misalnya, tiga medali emas seharga Rp 43,5 miliar.(imran thaib)

Ganti Pengurus KONI
BANDA ACEH - Anggota DPRA dari beberapa fraksi menilai prestasi yang diraih Kontingen Aceh di PON XVIII 2012 Riau yang hanya bisa meraih 3 emas, 5 perunggu, dan 18 perak belum sebanding dengan dana APBA yang dialokasikan selama dua tahun mencapai Rp 43,5 miliar.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved