PON Riau

Tiga Emas Rp 43,5 M

Dana melimpah ternyata belum menjamin Kontingen Aceh bisa sukses di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau yang berlangsung 9-20 September 2012

Editor: bakri

“Kalau itu prestasinya, kita patut mempertanyakan, sangat tidak sebanding. Pengurus KONI Aceh perlu diganti,” kata Ketua Fraksi PKS/PPP DPRA, Fuadi Sulaiman kepada Serambi, Jumat (21/9).

Pandangan hampir serupa diutarakan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRA, Tanwier Mahdi. Menurut Tanwier, dana yang dikucurkan untuk KONI Aceh menghadapi PON XVIII sangat besar. Tahun 2011 Rp 18,5 miliar dan tahun 2012 Rp 25 miliar.

“Kalau anggaran yang diberikan telah memadai tapi prestasi yang diraih masih jauh dari harapan, maka kesalahannya ada pada manajemen pembinanya. Pertama, Pengurus KONI dan kedua pada pengurus cabang-cabang olahraganya,” kata Tanwier.

Karena hasil yang dicapai sangat mengecewakan, Tanwir Mahdi dan Fuadi Sulaiman berharap agar Tim Pengawas KONI dan Gubernur Aceh bersama Wakil Gubernur mengevaluasi dan mengganti Pengurus KONI dan pengurus cabang-cabang olahraga yang dinilai tak serius.

Kedua anggota DPRA ini berharap, menghadapi PON XIX harus dimulai dengan manajemen KONI yang baru yang menerapkan pola efisiensi, efektif, transparan, dan akuntabel.

Fuadi Sulaiman dan Tanwier Mahdi menyarankan, sebelum serah terima kepengurusan lama dengan yang baru, semua penggunaan dana pembinaan atlet yang pernah diberikan ke KONI harus diaudit. “Inspektorat Aceh harus bekerja lebih teliti dalam mengaudit dana APBA yang pernah diberikan ke KONI termasuk dana hasil transfer atlet Aceh ke Riau yang menyumbangkan emas untuk Riau. Infonya, ada pembayaran Rp 75 juta, siapa yang menerima, di mana dana itu sekarang. Ini perlu diselidiki supaya tidak menjadi fitnah,” pungkas Tanwier Mahdi.(her)

Let Bugeh: Kita tidak Gagal
PEKANBARU - Ketua Umum KONI Aceh, H Zainuddin Hamid mengatakan, torehan tiga emas--dari target 10 keping--di PON Riau bukanlah disebabkan gagalnya pembinaan olahraga di Aceh.

Menurut Let Bugeh--sapaan akrab Zainuddin Hamid--tidak gagalnya pembinaan olahraga di Aceh dibuktikan dengan membengkaknya perolehan medali perunggu dari target tiga menjadi 18 keping.

“Kita gagal hanya diperolehan medali emas. Target 10 yang ada 3. Namun kalau kita lihat diperolehan perunggu, terjadi pembengkakan luar biasa. KONI menargetkan tiga perunggu, tapi dikumpulkan 18 keping. Itu membuktikan pembinaan olahraga kita baik,” kata Let Bugeh kepada wartawan Serambi, Ibrahim Ajie di Pekanbaru, Riau, Rabu 19 September 2012.

Menurutnya, melencengnya perolehan medali emas dari target yang ditetapkan KONI lantaran ada cabang prioritas yang gagal. Jika target pengprov tersebut tak melenceng, kata Let Bugeh, maka target emas Aceh bisa tercapai. “Sebelumnya kan ada beberapa cabang olahraga ditargetkan menyumbang emas, seperti karate, taekwondo, anggar, tinju, atletik, wushu, dan golf. Namun ternyata mereka gagal mempersembahkannya,” ujar Let Bugeh.

Kegagalan meraih emas, tambah Let Bugeh, juga lantaran KONI Aceh terlalu percaya pada prediksi pengprov. Malah, kata Ketua Umum KONI Aceh itu, ada cabang yang siap teken kontrak menyumbang dua emas.

“Soal cabang apa, nggak perlu saya ungkapkan. Tapi mereka berani teken kontrak dua emas. Kenyataannya, jangankan emas, mereka hanya mampu menyumbang perunggu. Inilah kalau kita terlalu percaya kepada pengprov. Malah ada pengprov yang tak bisa kita atur terkait masalah atlet. Kini kegagalan mereka ditimpakan ke KONI,” katanya.

Menyangkut besarnya dana yang dikeluarkan untuk kegiatan PON mencapai Rp 25 miliar, Let Bugeh membantah kalau dana sebesar itu seluruhnya untuk kebutuhan PON. “Itu kan cerita orang kalau dana PON Rp 25 miliar. Padahal dari dana itu KONI juga harus membayar pajak yang jumlahnya lebih Rp 2 miliar. Dana itu juga diperuntukkan bagi biaya rutin KONI, beli peralatan, untuk pelatda, ujicoba, dan lain-lain. Jadi tidak benar kalau seluruhnya untuk PON di Riau,” demikian Let Bugeh.(*)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved