Dua Siswa SMA 4 Takengon Raih Emas
Dua siswa dari SMA Negeri 4 Takengon, Pati Kemala dan Rengga Pamungkas, secara gemilang menyabet medali emas dalam Olimpiade
JAKARTA - Dua siswa dari SMA Negeri 4 Takengon, Pati Kemala dan Rengga Pamungkas, secara gemilang menyabet medali emas dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) untuk kategori IPS dan Humaniora, yang diumumkan Kamis (11/10) di Jakarta. Judul penelitian mereka ‘’Analisis Pendidikan Karakter Dalam Tradisi Didong Gayo’.
Olimpiade tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yang diikuti 87 sekolah menengah seluruh Indonesia. Dari Aceh, selain SMA Negeri 4 Takengon, juga ada SMA 10 Fajar Harapan Banda Aceh, SMA Modal Bangsa Banda Aceh, dan SMA 1000 Bukit Gayo Lues.
SMA 10 Fajar Harapan Banda Aceh berhasil mendapatkan medali perunggu untuk bidang eksakta dengan judul penelitian ‘Pemanfaatan Ekstrak Jahe Merah Sebagai Bahan Pembersih Gigi Tiruan Akrilik Yang Dapat Menghambat Pertumbuhan Koloni Candida Albicans’. Sedangkan SMA Modal Bangsa Banda Aceh dan SMA 1000 Bukit Gayo Lues gagal meraih medali.
Peneliti SMA Negeri 4 Takengon, Pati Kemala dan Rengga Pamungkas menyatakan gembira karena usaha mereka akhirnya membuahkan hasil maksimal. “Terus terang kami tidak menduga bisa meraih medali emas. Kami bersyukur kepada Allah,” kata Pati Kemala didampingi Rengga Pamungkas seusai pengunuman pemenang.
Irwansyah SPd, guru pendamping SMA Negeri 4 Takengon, mengatakan siswanya prestasi yang diraih siswanya tersebut adalah berkat kerja keras para siswa tersebut. “Mereka memiiki tekad kuat, meskipun datang dari kabupaten di pedalaman Aceh,” kata Irwansyah.
Didong adalah sastra tutur dari Gayo yang memadukan unsur-unsur seni sastra, vokal, tari, dan teater. Hasil penelitian Pati dan Rengga menyebutkan, dalam seni tutur Gayo, didong terdapat 18 pendidikan karakter, meliputi tanggung jawab, disiplin, jujur, relijius, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, asa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, mengharai prestasi, bersahat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan dan peduli sosial.
“Tapi yang paling banyak muncul dalam wacana didong adalah relijius, kreatif, demokrasi, semangat kebangsaan, bersahabat/komunikatif, cinta damai dan tanggung jawab,” kata Paniti Kemala.
Pati dan Rangga didaulat dewan juru untuk memperlihatkan contoh seni didong, dengan sepontan mengajak seluruh audien dalam ruang uji untuk berdidong, dengan cara menempuk tangan.(fik)