Warga Lamreh Dukung Pengembangan Pelabuhan
Warga Lamreh, Kecamatan Kruengraya, Aceh Besar, menyatakan sangat mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan
Darma mengatakan, lebih 50 persen warga Lamreh mengandalkan mata pencaharian sebagai buruh bongkar muat, yang terdaftar dalam keanggotaan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Malahayati.
“Sebanyak 250 kepala keluarga dari 500-an warga Lamreh menggantungkan hidup dari aktivitas pelabuhan. Namun, selama ini mereka banyak yang menganggur, karena sepinya aktivitas pelabuhan,” kata mantan Mandor TKBM Pelabuhan Malahayati itu.
Dia mengungkapkan, aktivitas bongkar muat sempat ramai pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh (2004-2006). Pendapatan warga pun berkisar Rp 1 juta hingga 2 juta per bulan. “Namun, sejak 2006 hingga sekarang, warga yang menjadi anggota TKBM hanya menerima Rp 600 ribu per tahun (biasa diberikan menjelang lebaran Idul Fitri-red), karena minimnya aktivitas bongkar muat. Belum tentu dalam satu bulan ada satu kapal yang masuk,” ujarnya.
Akibat sepinya aktivitas bongkar muat di pelabuhan itu, sekitar 70 tenaga kerja produktif di Gampong Lamreh menjadi pengangguran. Sedangkan jumlah penduduk miskin terus meningkat setiap tahun, yang tahun ini mencapai 250 KK dari 500-an KK yang tinggal di gampong tersebut.
Sementara, jenis usaha lainnya seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan tidak menjadi mata pencaharian utama masyarakat, karena hampir tidak pernah mendapat dukungan/bantuan dari pemerintah setempat. “Bahkan bantuan untuk membangun masjid di gampong ini saja sulit kami dapatkan,” ungkapnya.
“Kami mendukung upaya pengembangan pelabuhan. Kami berharap, proses pengembangannya juga melibatkan masyarakat dalam perencanaan hingga pelaksanaan, karena hal ini akan sangat berdampak pada tatanan sosial masyarakat disini. Ini perlu kami sampaikan karena hingga saat ini, belum ada upaya melibatkan masyarakat. Bahkan, sosialisasi kepada warga pun tidak dilakukan pemerintah,” tambahnya.(yat)