LIBaS

Membeli Kebahagiaan

MANUSIA umumnya ingin menjadi kaya, sebab dengan kekayaan melimpah biasanya orang bisa mengukur kebahagiaan hidup. Mereka yang mencari

Editor: bakri
MANUSIA umumnya ingin menjadi kaya, sebab dengan kekayaan melimpah biasanya orang bisa mengukur kebahagiaan hidup. Mereka yang mencari kaya sanggup pergi pagi pulang malam, banting tulang kerja keras untuk meraih kekayaan tersebut.

Tetapi pernahkah Kita bertanya, apakah sebenarnya yang kita cari dan Kita kejar setiap saat, Kekayaan ataukah Kebahagiaan hidup? Apakah mereka yang mencari kekayaan setiap hari hidupnya dijamin bahagia? belum tentu. Lalu apakah prinsip dasar yang membedakan keduanya, kekayaan dan kebahagiaan?

Bahagia atau kebahagiaan hidup sudah barang tentu berhak dimiliki oleh semua orang, baik dia kaya atau tidak. Kebahagiaan hidup tidak bisa dimonopoli oleh mereka yang mencari kekayaan semata. Kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang. Orang tidak dapat membeli bahagia dengan jutaan rupiah atau dengan harta melimpah. Banyak di sekitar Kita, orang yang ‘membeli’ kebahagiaan dengan hanya cukup berjalan kaki saja, tidak memiliki kendaraan mewah dan rumah megah. Banyak juga orang bahagia hanya karena memiliki anak dan ada juga orang bahagia dikarunia ilmu yang bermanfaat. Kebahagiaan tidak tergantung dari hal-hal yang berbau materialisme meskipun hal itu dapat membawa seseorang pada kesenangan hidup.

Sementara kekayaan merupakan sesuatu yang dapat diraih, diusahakan, dan ‘dikejar’. Kekayaan bisa dibeli, dibeli dengan aktivitas dan kerja keras yang benar. Kekayaan tidak semua orang bisa memilikinya, ianya hanya dimiliki oleh mereka yang berani meraihnya dan membelinya dengan segudang aktivitas yang benar.

Mengapa orang-orang berburu kekayaan, tentu semua punya alasan tersendiri. Ada orang ingin kaya karena ingin membahagiakan orang-orang yang dicintai di sekelilingnya. Ada juga yang ingin kaya justru hanya ingin memperkaya diri tanpa peduli orang di sekitarnya.

Kekayaan beda dengan kebahagiaan. Bahagia itu karunia yang dianugerahkan Allah Swt dari setiap pilihan hidup yang dijalani manusia. Sementara kekayaan adalah karunia Allah Swt melalui cara-cara yang diusahakan manusia itu sendiri. Kaya atau kekayaan hadir di tengah Kita sebagai akibat dari aktivitas bisnis yang Kita lakukan. Bisnis apa saja, sebagai sebuah kegiatan menjual dan membeli.

Kaya bisa diusahakan dengan cara menjual beragam aktivitas bisnis setiap harinya. Tidak ada orang kaya yang tidak mau mengusahakan kekayaan tersebut. Hanya orang-orang yang mengusahakan kekayaan itulah yang akan mendapatkannya, sebab kekayaan itu takdir. Takdir dari setiap usaha yang kita kerjakan. Takdir itu pun bisa diubah dengan doa dan ikhtiar, jika takdir miskin ada pada kita, ubahlah dengan doa dan ikhtiar sehingga kemiskinan itu berubah menjadi kekayaan.

Hadits di berikut ini patut menjadi renungan bersama untuk yang mencari kekayaan dan menikmati kebahagian. “Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan.” [HR Ibnu Majah].

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved