Breaking News

Serambi Property

Ornamen Lampu Klasik Tetap Diminati

Ornamen lampu klasik yang tergantung di langit-langit rumah masih tetap diminati sebagian warga Aceh. Dengan harga terjangkau

Editor: bakri
* Harga Terjangkau

BANDA ACEH - Ornamen lampu klasik yang tergantung di langit-langit rumah masih tetap diminati sebagian warga Aceh. Dengan harga terjangkau yang ditawarkan sejumlah pedagang Banda Aceh, telah menjadi salah satu cara untuk mempercantik ruangan rumah, walau tidak memerlukan biaya besar.

Harga ornamen lampu ini yang terbuat dari kayu, asli produks perajin Aceh, seharusnya dijadikan pilihan warga Aceh, sehingga sektor ini terus dapat hidup. Untuk urusan kualitas tidak perlu diragukan lagi, karena terbuat dari kayu berkualitas ekspor, seperti meranti, jati dan lainnya.

“Ornamen lampu klasik ini, umumnya diminati warga pinggiran Banda Aceh, karena kesan rumah tradisional tetap diinginkan si pemilik, walau dibangun dengan gaya minimalis,” ujar Amri, pemilik salah satu toko profil di kawasan Luengbata, Banda Aceh kepada Serambi, Rabu (10/4/2013).

Dengan ornamen klasik ini yang terbuat dari kayu, setinggi apapun plafon rumah tetap bisa dipasang. Bahkan, motifnya pun beragam, sehingga dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti corak, ukuran, bahkan bisa bergaya minimalis, walau berbahan kayu. Bahan dari hutan ini, dikenal terlihat eksotis dan futuristik.

Untuk langit-langit rumah, selain berbahan kayu, juga tersedia berbahan gipsum yang kini mulai membanjiri Banda Aceh. Kesan dramatis dengan kreasi sebebas mungkin dapat memperindah ruangan, juga dengan harga terjangkau. Tetapi, bahan satu ini, masih didatangkan dari luar Aceh.

Kembali lagi ke para perajin Aceh yang memiliki keahlian khusus dalam membentuk ukiran ornamen lampu plafon, bahkan dengan alat sederhana telah mampu menciptakan sebuah lapangan kerja. Sudah sepantasnyalah, dukungan dari semua pihak diberikan kepada satu profesi pekerjaan ini, sehinggga dapat berkembang.

Diakui atau tidak, hasil yang dihasilkan para perajin masih perlu perbaikan, khususnya kehalusan ukiran dan lainnya. Begitu juga dengan harga yang ditawarkan, dapat diturunkan lagi, sehingga para peminat juga akan tumbuh dengan sendirinya.

Amri menyebutkan, ornamen klasik ini masih kurang disukai warga perkotaan, yang dikenal sibuk. Padahal, sebutnya, harga yang ditawarkan relatif terjangkau, mulai dari Rp 80 ribu sampai Rp 270 ribu per buah, tergantung ukuran, corak dan lainnya.

Dia mengungkapkan, kap lampu ukiran itu didatangkan dari luar Aceh, tetapi dari perajin Aceh Besar, Sigli dan Bireuen. Pedagang satu ini juga mengakui masih terkendala dengan pemasaran karena peminat belum tumbuh, selain bahan baku kayu terus berkurang.

Walaupun demikian, dia mengungkapkan hasil penjualan hariannya mencapai Rp 3,5 juta, sudah termasuk profil dari kayu yang banyak dicari para pemilik rumah bantuan BRR. “Saya berharap, produks kerajinan ukiran Aceh mendapat bantuan pemerintah, sehingga dapat dikenal luas,” harapnya.

Sementara itu, pelaku usaha serupa di kawasan Peuniti, Munzilin menyebutkan ornamen lampu klasik juga masih diminati warga, rata-rata 20 buah per hari. Tetapi, untuk penghias ruangan, dia mematok harga dari Rp 145.000 sampai Rp 250.000 per buah.

“Kami menyediakan 20 macam motif untuk ornamen lampu, dengan diameter dari 50 centimeter hingga 1 meter. Biasanya para konsumen membeli satu set dengan profil untuk plafon,” imbuhnya.(n/muh)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved